Energi Terbarukan Berbasis Komunitas Mampu Ciptakan Manfaat Ekonomi Rp18 Ribu Triliun
Warga berada samping panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Wotgalih, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (8/10/2017).
Lagi-lagi, dengan model energi terbarukan yang terdesentralisasi, penciptaan lapangan kerja juga berpeluang terjadi secara merata. Pada tahun ke-25, misalnya, pemodelan kami menaksir penyerapan kerja tinggi di provinsi seperti Kalimantan Timur (1,39 juta pekerja), Nusa Tenggara Timur (1,7 juta), dan Nusa Tenggara Barat (1,3 juta).
Selain banyak penyerapan, studi kami juga meramalkan total pendapatan pekerja nasional meningkat hingga Rp510,9 triliun pada tahun ke-25. Kenaikan penyerapan pekerja juga merangsang peluang beraneka green jobs dengan keahlian khusus bidang energi terbarukan. Potensi ini perlu dijawab dengan pelatihan vokasi maupun penguatan Balai Latihan Kerja (BLK) di daerah-daerah.
Dari mana uangnya?
Melistriki ribuan desa bukan pekerjaan mudah. Jika berniat memprioritaskan energi terbarukan berbasis komunitas, pemerintah perlu menyiapkan kebijakan untuk membuka peluang sumber pendanaan.
Kami mencoba mengidentifikasi sumber-sumber mana saja yang potensial untuk mendanai proyek energi terbarukan berbasis komunitas, di antaranya:
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya