Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Transisi Energi - Arus Investasi EBT di RI pada 2023 Turun 9,3 Persen

Benahi Aturan yang Hambat PLTS Atap

Foto : ANTARA/AHMAD SUBAIDI

KONTRIBUSI EBT - Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pulau wisata Gili Trawangan, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, beberapa waktu lalu. Menurut data PLN NTB saat ini kontribusi energi baru terbarukan di NTB sekitar 3,46 persen dari total energi produksi pembangkit yang dari jumlah tersebut tenaga surya berkontribusi sebesar 1,69 persen, air sebesar 1,43 persen dan biomassa sebesar 0,34 persen.

A   A   A   Pengaturan Font

Penurunan investasi EBT di Indonesia dinilai ironi karena selain kaya sumber energi hijau, hal itu terjadi di saat tren penanaman modal global di sektor tersebut meningkat.

JAKARTA - Pemerintah perlu memperbaiki aturan yang menghambat pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Atap jika ingin menggenjot investasi di sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Sebab, investasi EBT di Tanah Air tahun lalu turun atau bertolak belakang dengan tren penanaman modal di sektor EBT glibal yang meningkat.

Anggota Komisi VII DPR RI, Andi Yuliana Paris, menyebut penggunaan PLTS Atap yang dilakukan industri minuman memberikan efisiensi hingga mencapai 30 persen dari kebutuhan energi, di samping juga rendah karbon. Meski demikian, dirinya berharap pemerintah dapat memperbaiki birokrasi terkait pemasangan PLTS di lingkungan industri ini di masa mendatang.

"Nah, tentunya memang ada keluhan bahwa regulasi terkait dengan PLTS atap ini (karena) banyak rentang waktu dan birokrasi yang harus dilalui. Nah, ini PR (pekerjaan rumah) bagi pemerintah, khususnya pemerintah yang akan datang," ungkap Andi dikutip dari laman resmi DPR RI, Senin (8/7).

Lebih lanjut, dia mengungkapkan pemerintah perlu mempertimbangkan dengan saksama terkait hambatan birokrasi tersebut. Sebab, untuk menerapkan aturan tentu dibutuhkan waktu. Selain itu pun pelaku industri juga berkejaran dalam memberikan profit.

"Menciptakan lapangan pekerjaan dan juga diminta memberikan kontribusi terhadap NDC, National Determined Carbon," lanjut Politisi Fraksi PAN ini.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top