Dua Kasus Baru Mpox di Inggris dari Penularan Lokal
Ilustrasi VAKSIN MPOX
Foto: ISTIMEWAJENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), pada hari Selasa (5/11), mengatakan dua kasus baru varian mpox klade 1b yang terdeteksi di Inggris adalah kasus pertama yang ditularkan secara lokal di Eropa dan yang pertama di luar Afrika.
Dikutip dari Voice of America, Badan Keamanan Kesehatan Inggris atau United Kingdom Health Security Agency (UKHSA), mengatakan dua kasus baru tersebut merupakan kontak rumah tangga dari kasus pertama di Inggris yang diidentifikasi minggu lalu, sehingga jumlah total kasus terkonfirmasi di negara itu menjadi tiga kasus.
WHO memperingatkan negara-negara Eropa harus siap untuk mengambil "tindakan cepat" untuk membendung varian mpox terbaru, yang menyebar melalui kontak fisik dekat termasuk hubungan seksual dan berbagi ruang tertutup.
Kedua kasus ini merupakan kasus pertama yang ditularkan secara lokal di luar Afrika sejak Agustus 2024, ketika WHO menyatakan wabah varian baru tersebut sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional yang membutuhkan tingkat kewaspadaan tertinggi.
Menurut UKHSA,mereka yang terkena dampak berada dalam perawatan khusus dan risikonya terhadap populasi Inggris "tetap rendah".
Kasus pertama terdeteksi setelah orang tersebut bepergian ke beberapa negara Afrika untuk berlibur dan kembali ke Inggris pada tanggal 21 Oktober lalu.
Gejala seperti Flu
Pasien mengalami gejala seperti flu lebih dari 24 jam kemudian, dan pada tanggal 24 Oktober, mulai timbul ruam yang makin parah pada hari-hari berikutnya.
Mpox merupakan penyakit virus yang berkaitan dengan cacar, dan memiliki dua jenis yakni klade 1 dan klade 2. Gejalanya meliputi demam, ruam kulit atau lepuh berisi nanah, pembengkakan kelenjar getah bening, dan nyeri tubuh.
WHO pertama kali mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat internasional pada tahun 2022 terkait penyebaran klade 2. Wabah tersebut sebagian besar memengaruhi pria gay dan biseksual di Eropa dan Amerika Serikat.
Upaya vaksinasi dan peningkatan kesadaran di banyak negara membantu membendung jumlah kasus di seluruh dunia, dan WHO mencabut keadaan darurat pada Mei 2023 setelah melaporkan 140 kematian dari sekitar 87.400 kasus.
Pada tahun 2024, epidemi timbul yang didorong dengan varian klade 1 dan klade 1b, jenis baru yang menyerang anak-anak, telah menyebar luas di Republik Demokratik Kongo.
Varian baru ini juga telah tercatat di negara tetangga Kongo, yaitu Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda, dengan kasus impor di Swedia, India, Thailand, Jerman, dan Inggris.
Berita Trending
- 1 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 2 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 3 Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Sabtu, Harga Pangan Mayoritas Turun, Daging Sapi Rp131.990 per Kg
Berita Terkini
- 4 Kebiasaan Buat Berat Badan Turun Lebih Cepat
- Kasihan, Mulai Tahun Depan Jepang Izinkan Penembakan Beruang
- Usai Diterjang Siklon Dahsyat, 1.300 Polisi Militer Dikerahkan ke Mayotte, Prancis
- TikTokers Vadel Badjideh Ungkap Kekecewaan Setelah Wajahnya Diganti dengan Gambar Monyet dalam Video Klip Band Radja
- Dicoret dari Pelatnas Bulu Tangkis, Atlet Christian Adinata Curhat Ditinggal Negara Usai Cedera