
PBB Ingatkan Haiti Alami Krisis Kemanusiaan Serius dan 6 Juta Warga Butuh Bantuan
PBB pada Rabu (22/1/2025) melaporkan lebih dari 6 juta orang di Haiti, atau sekitar setengah dari penduduk negara tersebut, sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Foto: ANTARA/AnadoluHamilton - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (22/1) melaporkan lebih dari 6 juta orang di Haiti, atau sekitar setengah dari penduduk negara tersebut, sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
"Krisis keamanan yang memburuk secara signifikan telah memengaruhi kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa," ujar Maria Isabel Salvador, Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Haiti, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB.
Memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan telah mencapai "tingkat yang mengkhawatirkan," Salvador menjelaskan: "Lebih dari 6 juta orang -- hampir setengah populasi -- memerlukan bantuan kemanusiaan, dengan 3,9 juta di antaranya menjadi target penerima bantuan,".
- Baca Juga: Trump: AS Ingin Imbalan dari Ukraina
- Baca Juga: Sidang Yoon Suk-yeol Masuki Tahap Akhir
"Jumlah orang yang mengungsi di dalam negeri telah meningkat tiga kali lipat menjadi lebih dari 1 juta, dengan lebih dari separuhnya adalah anak-anak."
Dia menambahkan bahwa lokasi pengungsian kekurangan layanan dasar seperti air bersih, sanitasi, dan pendidikan, sementara ketahanan pangan memengaruhi 48 persen populasi.
"Hampir 2 juta orang berada dalam kondisi darurat (fase IPC 4) dan 6.000 orang dalam kondisi bencana (fase IPC 5)," katanya.
Salvador juga menyoroti bahwa situasi semakin diperburuk oleh meluasnya kekerasan.
"Sebagai tanggapan atas penangguhan penerbangan ke Port-au-Prince dan kekerasan yang meluas, PBB memutuskan untuk sementara mengurangi kehadirannya di ibu kota," jelasnya.
Meskipun menghadapi tantangan tersebut, ia menyebutkan bahwa PBB tetap melanjutkan misi penyelamatan jiwa, dengan 700 misi telah dilakukan hanya dalam tiga bulan terakhir.
"PBB tetap berkomitmen untuk meningkatkan kehadirannya segera setelah kondisi keamanan memungkinkan," ujar Salvador.
Ia juga menyerukan kepada para donor untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Rencana Tanggap Kemanusiaan 2025, yang membutuhkan dana sebesar 908 juta dolar AS (sekitar Rp14,8 triliun).
Haiti telah menghadapi gelombang kekerasan geng selama beberapa tahun terakhir, yang diperburuk oleh pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada tahun 2021.
Geng-geng kekerasan menguasai hingga 80 persen wilayah Port-au-Prince dan meneror penduduk melalui pembunuhan, penculikan, serta pemerkosaan, tanpa tanda-tanda bahwa situasi ini akan segera berakhir.
Menurut PBB, Kepolisian Nasional Haiti hanya memiliki sekitar 9.000 petugas untuk menjaga keamanan bagi lebih dari 11 juta penduduk.
Berita Trending
- 1 Aksi Bersih Pantai Menteri LH dan Panglima TNI di Pangandaran, Peringati Hari Peduli Sampah
- 2 RI Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Kolaborasi AZEC
- 3 Akademisi: Perlu Diingat, Kepala Daerah yang Sudah Dilantik Sudah Menjadi Bagian dari Pemerintahan dan Harus Tunduk ke Presiden
- 4 Harga BBM di SPBU Vivo Turun, Pertamina, BP dan Shell Stabil
- 5 Beri Pilihan yang Luas, Living World Grand Wisata Hadir 250 Tenant
Berita Terkini
-
Maksimalkan Peran Perwakilan Perdagangan di 33 Negara, Kemendag Pasang Target Ambisius untuk Ekspor UMKM
-
Proteksi Data Nasabah, Lindungi Reputasi, Bank Perlu Tingkatkan Sistem Keamanan Digital
-
Kendalikan Harga, Pemerintah Gencarkan Operasi Pasar
-
Kelola Dividen BUMN, Pembagian ke Danantara Masih Dihitung
-
Optimistis Miiliki Potensi Besar dan Belum Tergarap Maksimal, Pemerintah Bidik Investasi Hilirisasi Tembus 618 miliar dollar AS