Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dokter dan Perawat yang Menentang Junta di Myanmar Bekerja Secara Sembunyi-Sembunyi Demi Menolong Pasien

Foto : BBC/Getty Images
A   A   A   Pengaturan Font

Bekerja "di bawah tanah" dan bertentangan dengan militer tentu berbahaya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Juli lalu mencatat bahwa setengah dari 500 serangan terhadap petugas kesehatan di dunia terjadi di Myanmar.

Laporan serupa di Universitas Manchester juga menyebutkan bahwa pada periode yang sama, sebanyak 25 tenaga kesehatan di Myanmar tewas, 190 orang ditangkap, dan 55 rumah sakit telah diduduki militer.

Luke merupakan seorang perawat ICU di sebuah rumah sakit swasta di wilayah Mandalay. Dia meninggalkan pekerjaannya segera setelah kudeta karena pemilik rumah sakit tempat dia bekerja berhubungan dekat dengan militer. Luke kemudian memimpin aksi protes.

"Mereka menangkap saya pada 5 April dan membawa saya ke Istana Mandalay (pusat komando militer di kota itu). Mereka berjanji tidak menyakiti kami, tetapi begitu kami tiba di sana, mereka memukuli dan menginterogasi kami. Setelah itu mereka mengirim kami ke penjara Obo. Ada 50 orang dan kami ditahan di satu ruangan. Kami semua harus berbagi satu toilet, hanya bisa mandi sekali sehari, padahal saat itu musim panas. Kami juga tidak punya cukup air minum," ungkap dia.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top