Dirilis, Alat Pengukur Oksigen Bayi
Ilmuwan mengembangkan sensor oksigen nirkabel mini untuk bayi yang sakit.
Foto: ISTIMEWAPara peneliti sedang mengembangkan sensor mini yang akan mengukur kadar oksigen pada darah bayi. Kadar oksigen ini menjadi indikasi vital efektivitas paru-paru. Selin itu, untuk mengetahui indikasi apakah jaringan bayi menerima pasokan oksigen yang memadai atau tidak.
Tidak seperti sistem yang ada saat ini yang digunakan di rumah sakit, perangkat mini ini dapat dikenakan dan cukup fleksibel, bersifat nirkabel, murah, dan mobile sehingga memungkinkan anak untuk meninggalkan rumah sakit dan dimonitor dari jarak jauh.
Adalah para peneliti di Worcester Polytechnic Institute (WPI), yang sedang mengembangkan sensor ini. Ulkuhan Guler, asisten profesor teknik elektro dan komputer dan juga direktur Sirkuit dan Sistem Terpadu WPI adalah yang memimpin proyek yang berfokus pada memungkinkan bayi yang sakit dan dirawat di rumah sakit untuk dilepaskan dari segala sensor kabel. Ini membuat alat dapat lebih mudah dan sering diperiksa, digendong, dan bahkan diizinkan pulang.
"Menginap lebih lama di rumah sakit itu mahal dan bisa menjadi beban bagi keluarga," kata Guler. "Dan penelitian menunjukkan bahwa kesehatan bayi membaik ketika mereka bersama keluarga mereka. Tujuan kami dengan perangkat mobile yang terjangkau ini adalah untuk memberikan dokter lebih banyak fleksibilitas dalam memantau pasien mereka baik di rumah sakit dan di rumah," tambah Guler.
Biasanya, mengukur tingkat molekul oksigen secara transkutan melibatkan penggunaan sistem dengan monitor sekitar 5 pon yang dicolokkan ke outlet listrik, dan sensor yang umumnya terhubung ke monitor. Perangkat kesehatan Guler akan menggunakan transfer daya nirkabel.
Ini juga akan terhubung ke Internet secara nirkabel sehingga alarm pada monitor di kantor dokter atau aplikasi smartphone akan memberi tahu petugas medis dan anggota keluarga jika tingkat oksigen bayi mulai turun. Perangkat ini dirancang untuk mengukur PO2, atau tekanan parsial oksigen, yang menunjukkan jumlah oksigen yang terlarut dalam darah yang menjadi indikator kesehatan pernapasan yang lebih akurat daripada pengukuran saturasi oksigen sederhana, yang dapat dengan mudah diambil dengan oksimetri nadi perangkat dijepit dengan lembut di jari. Dan mengukur tingkat PO2 melalui perangkat non-invasif yang terpasang pada kulit sama akuratnya dengan tes darah.
Monitor oksigen bayi yang dapat dipakai juga akan berguna untuk orang dewasa, terutama orangorang dengan asma parah dan manula dengan COPD, atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Ini merupakan penyakit paru-paru progresif yang tidak dapat disembuhkan dan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat.
Dalam fase penelitian lainnya, Guler akan memodifikasi perangkat yang dapat dipakai untuk orang dewasa, dan membuat aplikasi smartphone terkait. Guler bekerja sama dengan sejumlah ilmuan dalam risetnya ini. Terutama untuk membuat chip yang pada akhirnya akan bertindak sebagai jantung untuk perangkat.
"Konsep teknologinya adalah bahwa jika kita memiliki data yang lebih mudah diakses untuk seseorang dari segala usia, kita akan dapat merawat pasien-pasien ini dengan lebih baik," kata Lawrence Rhein, MD, ketua departemen pediatri di University of Massachusetts yang juga terlibat dalam penelitian ini. Rhein, memberi nasihat kepada Guler tentang apa yang dibutuhkan di rumah sakit dan pengaturan rumah.
"Gagasan pengumpulan data yang non-invasif, tidak terikat, dan dapat diakses membuka dunia perawatan yang sama sekali baru." Tambah Rhein. Chip, yang dirancang untuk bekerja di dalam monitor oksigen yang dapat dipakai, mengaktifkan sensor optik, menangkap sinyal analog dari sensor, menangani manajemen daya, dan berisi sirkuit yang diperlukan.
Guler dan tim telah merancang sendiri sirkuit individual, seperti sirkuit penangkap sinyal dan sirkuit driver untuk sirkuit pembacaan berbasis optik. Pada fase berikutnya dari proyek penelitian, mereka berencana untuk melengkapi chip dengan lebih banyak sirkuit untuk mendigitalkan sinyal analog, mentransmisikan data yang ditangkap dan membuat daya dari tautan nirkabel.
Pada titik itu, ini akam nejadi sebuah sistem chip lengkap. Dalam kolaborasi antardepartemen, Guler dan Pratap Rao,peneliti lainnya menciptakan sensor mini tipis dan fleksibel untuk perangkat perawatan kesehatan yang dapat dikenakan sehingga bayi akan merasa nyaman ketika mereka bergerak.
nik/berbagai sumber/E-6
Redaktur:
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemerintah Sosialisasikan Hasil COP29 Sembari Meluncurkan RBC-4
- 2 Regulasi Baru, Australia Wajibkan Perusahaan Teknologi Bayar Media Atas Konten Berita
- 3 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 4 Segera diajukan ke Presiden, Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final
- 5 Jika Alih Fungsi Lahan Pertanian Tak Disetop, Indonesia Berisiko Krisis Pangan