Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Crypto Mining Butuh Energi Besar, Bisakah Kripto Ramah Lingkungan?

Foto : The Conversation/Shutterstock/Rafapress

Ketika mata uang kripto Ethereum mengubah prosesnya, ia memangkas penggunaan energinya hingga hampir 100%.

A   A   A   Pengaturan Font

Perusahaan-perusahaan ini juga sedang mengembangkan sistem yang dapat mendaur ulang panas yang dihasilkan oleh aset digital serta pusat data, dan mengarahkannya) untuk menyediakan energi bagi komunitas. Penerapan teknologi ini dipermudah oleh mobilitas relatif penambang kripto dan peluang yang ditawarkan oleh beberapa pemerintah dan daerah kepada mereka.

Selain itu, industri kripto telah melihat kemunculan mata uang kripto yang mengklaim ramah lingkungan, seperti blockchain publik Cardano dan Powerledger. Mata uang ini menggunakan mekanisme yang rendah energi yang disebut "proof-of-stake" (POS) daripada POW.

Berbeda dengan POW, penambang POS harus mempertaruhkan kepemilikan mata uang kripto mereka saat memvalidasi dan memverifikasi transaksi. Jika penambang mencoba memalsukan catatan, mereka berisiko kehilangan taruhan mereka. Proses ini menghilangkan kebutuhan untuk perhitungan komputer yang kompleks dan secara drastis mengurangi penggunaan energi. Faktanya, pada tahun 2022, mata uang kripto Ethereum beralih dari POW ke POS, mengurangi konsumsi energinya hampir 100%.

Jalan menuju kripto yang ramah lingkungan semakin dipermudah oleh lembaga seperti Dewan Stabilitas Keuangan, yang mengambil langkah untuk menyediakan kerangka kerja dalam memahami, mematuhi, dan mencapai tujuan serta nilai ESG.

Kolaborasi antar semua pihak yang berkepentingan dapat membuka pintu menuju masa depan akan kesadaran investor terkait kesempatan yang ada pada mata uang kripto.The Conversation
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top