Sabtu, 14 Des 2024, 12:25 WIB

Cegah Sirosis Hati Sejak Dini, IDI Buntok Beri Informasi Pengobatan

Sirosis hati ditandai dengan pembentukan jaringan parut pada hati karena kerusakan yang berkepanjangan.

Foto: IDI Buntok/Transurfer dari iStockphoto

Sirosis hati, penyakit serius yang ditandai dengan pembentukan jaringan parut pada hati karena kerusakan yang berkepanjangan. Proses ini mengganggu fungsi normal hati, yang memiliki kemampuan untuk meregenerasi dirinya sendiri.

IDI Buntok dengan alamat website idibuntok.orgmenjelaskan bahwa penyakit sirosis hati sangat berbahaya jika terus dibiarkan tanpa ada penanganan dari dokter secara signifikan.

Sirosis hati juga menyebabkan kerusakan hati yang lebih parah, terhentinya kemampuan hati, penurunan fungsi hati yang signifikan, dan berpotensi mengakibatkan gagal hati, kondisi yang berbahaya bagi kehidupan.

Penyakit ini berkembang di Indonesia, sehingga masyarakat membutuhkan edukasi lebih mendalam terkait pentingnya menjaga pola makan yang sehat disertai olahraga yang seimbang.

IDI Buntok melakukan penelitian terkait penyakit sirosis hati, apa saja faktor penyebab terjadinya penyakit sirosis hati serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.

Apa saja penyebab terjadinya penyakit sirosis hati?

IDI Buntok menjelaskan bahwa sirosis hati adalah penyakit serius yang ditandai dengan pembentukan jaringan parut pada hati akibat kerusakan yang berlangsung lama. Beberapa penyebab sirosis hati meliputi:

1. Kerusakan pada saluran empedu

Sirosis hati adalah kerusakan pada saluran empedu. Sirosis hati adalah kondisi di mana jaringan hati rusak dan digantikan oleh jaringan parut. Kerusakan saluran empedu dapat disebabkan oleh penyakit autoimun yang dikenal sebagai sirosis bilier primer atau primary biliary cholangitis (PBC).

2. Terinfeksi virus hepatitis

Infeksi virus hepatitis B dan C adalah faktor selanjutnya, yang dapat menyebabkan peradangan hati yang bertahan lama yang berpotensi mengarah pada sirosis. Hepatitis C, khususnya, seringkali berlanjut ke tahap kronis dan dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah.

3. Kelebihan berat badan

Berat badan berlebih atau obesitas juga dapat menyebabkan sirosis hati. Kelebihan berat badan meningkatkan risiko penyakit hati berlemak non-alkohol, yang dapat menyebabkan sirosis hati.

4. Kebiasaan hidup yang buruk

Rutinitas yang tidak sehat. Risiko terkena sirosis dapat ditingkatkan oleh kebiasaan seperti merokok, pola makan yang buruk (terutama makan makanan cepat saji atau minuman manis) dan kurangnya aktivitas fisik.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati sirosis hati?

IDI Buntok menjelaskan bahwa pengobatan sirosis hati bertujuan untuk menghentikan progresi penyakit, mengatasi gejala, dan mencegah komplikasi. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan untuk mengobati sirosis hati meliputi:

1. Obat Antivirus

Obat antivirus, seperti entecavir (untuk hepatitis B) dan terapi langsung antiviral (DAA), seperti Sofosbuvir + Velpatasvir (untuk hepatitis C), disarankan untuk pasien dengan sirosis yang disebabkan oleh infeksi hepatitis B atau C untuk meningkatkan fungsi hati dan mengurangi risiko komplikasi.

2. Obat Propranolol

Propranolol adalah beta-blocker yang digunakan untuk mencegah pendarahan varises pada pasien yang menderita sirosis. Ini dilakukan dengan menurunkan tekanan darah portal, yang dapat meningkat sebagai akibat dari sirosis dan dapat menyebabkan varises esofagus.

Karena beberapa obat dapat memperburuk kerja hati dan memperburuk gejala sirosis, pengobatan sirosis hati harus dilakukan di bawah pengawasan dokter. Perubahan gaya hidup, seperti menghindari alkohol dan mematuhi pola makan yang sehat, juga penting dalam pengobatan sirosis hati.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: -

Tag Terkait:

Bagikan: