CDC Afrika dan WHO Luncurkan Rencana Bersama Melawan Wabah Mpox
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (6/9/2024) meluncurkan rencana benua tersebut untuk memperkuat respons terhadap wabahmpox. Inisiatif yang diumumkan di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, ini berfokus pada peningkatan pengawasan, diagnostik laboratorium, dan upaya vaksinasi untuk menekan penyebaran penyakit tersebut.
Foto: ANTARA/AnadoluNairobi - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (6/9) meluncurkan rencana benua tersebut untuk memperkuat respons terhadap wabah cacar monyet (monkeypox/mpox) yang sedang berlangsung di Afrika.
Inisiatif yang diumumkan di Kinshasa, Republik Demokratik Kongo, ini berfokus pada peningkatan pengawasan, diagnostik laboratorium, dan upaya vaksinasi untuk menekan penyebaran penyakit tersebut.
Rencana ini menekankan pentingnya kerja sama antarnegara di Afrika untuk memastikan bahwa setiap negara memiliki kapasitas yang memadai dalam menghadapi potensi wabah.
Jean Kaseya, Direktur Jenderal CDC Afrika, dalam peluncuran program tersebut menyatakan, "Kami bangga meluncurkan rencana ini secara bersama, yang menyatukan semua pemangku kepentingan dalam pendekatan terkoordinasi untuk menangani wabah mpox di seluruh Afrika."
"Strategi terpadu ini memastikan bahwa semua mitra memiliki tujuan yang sama, menghilangkan duplikasi, dan memaksimalkan dampak," tambahnya.
Rencana Strategis Kesiapsiagaan dan Respons Mpox, dengan anggaran sebesar 600 juta dolar AS, berfokus pada respons dan kesiapsiagaan di 29 negara anggota.
Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika, menekankan bahwa rencana ini bertujuan untuk memperkuat pengawasan, pengujian laboratorium, keterlibatan masyarakat, dan memastikan ketersediaan langkah-langkah penanggulangan yang kritis.
"Dengan bekerja sama, kita bisa mencapai lebih banyak, dan kekuatan kolektif kita akan membawa kita lebih jauh, memastikan bahwa masyarakat dan individu terlindungi dari ancaman virus ini," ujarnya.
Kongo pada Kamis menerima pengiriman pertama vaksin mpox untuk membantu menekan penyebaran virus di pusat wabah benua tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat global pada 14 Agustus, sementara CDC Afrika menyatakannya sebagai Darurat Keamanan Kesehatan Publik Benua (PHECS) sehari sebelumnya.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Jonatan dan Sabar/Reza Tantang Unggulan Tuan Rumah di Semifinal China Masters 2024
- Christian Sugiono Bangun Luxury Glamping di Tepi Danau
- KKP Perkuat Kerja Sama Ekonomi Biru dengan Singapura
- Berkaus Hitam, Pasangan Dharma-Kun Kampanye Akbar di Lapangan Tabaci Kalideres, Jakarta Barat
- IBW 2024, Ajang Eksplorasi Teknologi Blockchain Kembali Digelar