
Bukan Sekadar Logam, Peneliti Indef: Hilirisasi Tembaga Perkuat Energi dan Industri RI
PT PGN Tbk mengoptimasi layanan gas bumi untuk mendukung program hilirisasi dengan menyalurkan gas bumi sampai dengan 9.49 BBTUD kepada PT Freeport Indonesia sektor smelter tembaga.
Foto: ANTARA/HO-PGNJAKARTA - Hilirisasi tembaga adalah strategi penting untuk memperkuat ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, mendorong industrialisasi, dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Dengan pemanfaatan yang tepat, Indonesia bisa menjadi pusat industri tembaga dan teknologi berbasis logam di masa depan.
Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menilai bahwa hilirisasi tembaga memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan energi dan industri nasional.
“Langkah yang telah diambil pelaku industri, termasuk MIND ID, sudah cukup strategis dalam mendukung hilirisasi. Namun, agar daya saing produk hilirisasi bisa optimal di pasar global, dibutuhkan dukungan dari berbagai sektor. Misalnya, pembangunan infrastruktur dasar dan konektivitas yang lebih baik,” ujar Heri di Jakarta, Jumat (21/3).
Pernyataan tersebut terkait dengan percepatan pembangunan smelter PT Freeport Indonesia, anggota Grup MIND ID, di Gresik. Pembangunan tersebut dinilai menjadi bagian dari upaya besar untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dalam negeri.
Selain itu, Heri juga menekankan pentingnya penguatan program pada sisi sumber daya manusia (SDM).
Terlebih, sektor pertambangan tergolong sebagai industri padat modal dan membutuhkan kapasitas serta kapabilitas SDM yang tinggi demi menjamin keberlanjutan.
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli turut menyoroti tantangan utama dalam hilirisasi, yakni membangun industri hilir yang mampu menghasilkan produk akhir (end product).
Menurutnya, keberadaan Danantara sebagai Badan Pengelola Investasi (BPI) yang baru terbentuk dapat menjadi salah satu solusi dalam mengembangkan industri hilir tembaga.
“Danantara telah terbentuk dan MIND ID merupakan bagian darinya. Keberadaan Badan Pengelola Investasi tersebut memberi peluang untuk membangun perusahaan baru yang khusus bergerak di bidang hilir untuk menghasilkan produk akhir yang berkualitas. Hal ini akan sangat menghemat devisa negara,” kata Rizal.
Di sisi lain, penguatan sektor hulu juga menjadi faktor penting dalam ekosistem industri tembaga. Data Badan Geologi 2023 menunjukkan bahwa cadangan tembaga Indonesia mengalami penurunan dari 28 juta ton pada 2020 menjadi 20,3 juta ton, dengan total cadangan bijih mencapai 3 miliar ton.
Saat ini, pengelolaan sumber daya tembaga nasional masih terkonsentrasi di PT Freeport Indonesia, di mana kepemilikan sahamnya terdiri atas 41,23 persen oleh BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID, 10 persen oleh Pemerintah Daerah Papua, dan 48,77 persen oleh Freeport McMoRan.
Dengan total kepemilikan Indonesia mencapai 51,23 persen, penguasaan sumber daya menjadi faktor kunci untuk memperkuat hilirisasi.
”Berdasarkan data Badan Geologi, sebaran sumber daya tembaga ini banyak tersebar di Nusa Tenggara, Papua, Kalimantan, dan Sumatera. Sehingga diperlukan penguasaan wilayah pertambangan oleh MIND ID untuk dapat menjadi key player dalam industri tembaga,” ucap Rizal.
Berita Trending
- 1 Kemnaker Sediakan 229 Bus Mudik Gratis
- 2 Pemkot Kediri Lakukan Cek Angkutan Umum
- 3 Gubernur DKI Jakarta Serahkan KJP Plus Tahap I 2025 dan Gratiskan Akses TMII
- 4 Pemkab Bogor: Bazar Pangan Murah Kadin Sukses Stabilkan Harga
- 5 Pemerintah Kota Kediri Melakukan Pengecekan terhadap Angkutan Umum agar Aman
Berita Terkini
-
Masyarakat Diimbau Punya Rekening Bank
-
TNI: Anggota TNI Aktif yang Duduki Jabatan Sipil Harus Pensiun Dini
-
Butt: Mimpi Man United Juara Liga Inggris 2028 “Tak Akan Terwujud”
-
5 Rekomendasi Kegiatan Ngabuburit di Jakarta, Lebaran Fair hingga Midnight Sale
-
Demi Keselamatan Jemaah, KJRI Jeddah Imbau Gunakan Agen Travel Umrah Resmi