Bergabungnya RI ke OECD Justru Mendorong Impor Makin Marak
AWAN SANTOSA Peneliti Mubyarto Institute - Mestinya Indonesia di OECD menjadi focal point bagi demokratisasi ekonomi dan kerja sama antarekonomi rakyat dan koperasi di antara anggota OECD.
Pakar ekonomi dari Universitas Surabaya (Ubaya), Wibisono Hardjopranoto, mengatakan, Indonesia harus bisa mengambil keuntungan dari keanggotaan OECD dan jangan malah menjadi sasaran impor.
"Sebisa mungkin kerja sama yang dikembangkan dapat menarik investasi nyata seperti pembukaan produksi perusahaan-perusahaan hi-tech negara maju di negara kita. Dengan begitu selain ada aliran dana segar yang masuk, juga benefit nyata lainnya seperti penyerapan tenaga kerja, dan yang terpenting harus ada transfer teknologi, agar industri kita ke depan lebih maju," tuturnya.
Secara terpisah, Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, dalam acara Mandiri Macro and Market Brief, Thriving Through Transition, mengatakan potensi risiko perekonomian ke depan masih besar, terutama dengan masih berlangsungnya gejolak geopolitik global, kenaikan harga energi dan pangan, serta tekanan dari keluarnya investasi portofolio asing yang menyebabkan penguatan dollar Amerika Serikat (AS).
Dengan mencermati tantangan tersebut, maka suku bunga acuan belum akan turun dalam waktu dekat.
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya