
Begadang dan Tidak Olahraga Jadi Faktor yang Tingkatkan Risiko Stroke
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/YU/amJAKARTA - Dokter spesialis neurologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Rakhmad Hidayat, Sp.S(K), MARS, mengatakan kebiasaan begadang dan tidak olahraga sama sekali merupakan faktor gaya hidup yang bisa meningkatkan faktor risiko terjadinya stroke pada usia muda.
"Tren sekarang banyak di usia muda 30-an karena kebiasaan orang-orang begadang, kerja (sampai) enggak tidur, olahraga kadang enggak sama sekali," ucap Rakhmad dalam sebuah diskusi daring tentang tanda gejala stroke, yang diikuti di Jakarta, Senin (30/10).
Faktor risiko stroke seperti gaya hidup, menurut Rakhmad, sebenarnya bisa dicegah, namun, sering kali faktor tersebut yang menyebabkan terjadi stroke pada usia muda. Gaya hidup yang dimaksud antara lain ialah kurang olahraga, makan tidak teratur, dan darah tinggi.
Rakhmad mengatakan faktor usia dan jenis kelamin merupakan faktor risiko yang tidak bisa dihindari. Pada laki-laki kejadian stroke banyak dialami pada usia di atas 45 tahun, sedangkan perempuan di atas 55 tahun.
Meskipun tidak bisa diubah, faktor risiko tersebut bisa diperbaiki sehingga kemungkinan terjadi stroke mengecil dan seseorang bisa hidup sehat seperti orang biasa.
"Kalau sudah diperbaiki maka kemungkinannya akan kecil sehingga dia hidup seperti orang biasa, sehat, badan kurus, hipertensi tidak ada, diabetes tidak ada, itu target kita," kata Rakhmad.
Dokter yang menyelesaikan program doktoral di Universitas Indonesia itu mengatakan stroke bisa terjadi kapan saja tanpa ada tanda gejala awal. Penyebab stroke ada dua, yaitu sumbatan dari plak kolesterol yang menghambat pembuluh darah ke otak, tulang belakang, dan mata; dan pecah pembuluh darah akibat terkikisnya pembuluh darah yang lemah.
Merokok dan obesitas merupakan faktor risiko yang menyumbang peran utama dalam setiap penyakit, termasuk stroke. Seseorang dikategorikan obesitas jika memiliki lingkar perut lebih dari 102 sentimeter untuk pria dan 92 sentimeter untuk perempuan.
Faktor risiko juga termasuk genetika yang diperburuk dengan gaya hidup tidak sehat.
Penyembuhan stroke, kata Rakhmad, harus dilakukan dalam batas waktu 4,5 - 6 jam saat serangan terjadi dan pasien harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk diberikan obat pengencer bekuan darah.
"Berlakunya enam jam, lebih dari itu perbaikannya tidak terlalu bagus," kata Rakhmad.
Rakhmad menjelaskan pasien perlu segera dibawa ke rumah sakit untuk menghindari kecacatan dan kematian pada. Jika pengobatan tahap pertama berhasil, dokter akan menyarankan pasien untuk memperbaiki faktor risiko seperti gaya hidup dan mengambil fisioterapi untuk menghindari kecacatan dan agar tubuh berfungsi dengan normal.
Pasien juga diharapkan memperhatikan kesehatannya dan mengubah gaya hidup agar tidak terjadi stroke kedua kalinya yang biasanya lebih berbahaya dari yang pertama. Ant/I-1
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 3 Persija Jakarta Kini Fokus Laga Lawan PSM Makassar
- 4 Penemuan Fosil Purba di Tiongkok Mengubah Sejarah Evolusi Burung
- 5 Harimau Memangsa Hewan Ternak Warga Mukomuko Bengkulu
Berita Terkini
-
Senat Konfirmasi Kash Patel sebagai Pimpinan FBI
-
Korsel dan AS Gelar Latihan Kedirgantaraan Gabungan
-
Sambut Bulan Suci, Hotel Mercure Convention Center Ancol Jakarta Hadirkan Promo Prasmanan Spesial Iftar Ramadhan
-
Upaya Terobosan bagi Penyelamatan Dua Badak Putih yang Tersisa di Bumi
-
Ashley Tanah Abang Majukan UMKM Lewat "Pasar Seni Pulang Kampung Nyok"