![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Bagaimana Dekarbonisasi Sektor Transportasi Bisa Jalan? Begini Kata Pelaku Industri
Presiden Direktur PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Nandi Julyanto dalam acara Talkshow Multipathway, di Gambir Expo, Jakarta, Jumat (14/2)
Foto: istimewaJAKARTA-Pemerintah bersama seluruh masyarakat mengharapkan masa depan Indonesia yang lebih hijau. Salah satunya tentu berasal dari sektor transportasi, bagaimana penggunaan kendaraan ramah lingkungan meningkat dan meluas di masyarakat.
Presiden Direktur PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto menuturkan, harapan itu tak akan tercapai tanpa kolaborasi semua stakeholder terkait.
"Semua ini tidak bisa kita capai tanpa kita bekerja sama, kolaborasi antara pemerintah dan industri, akademi sangat penting untuk mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan untuk generasi mendatang,"ungkapnya dalam Talkshow Multipathway, rangkaian Carbon Neutrality Mobility Event Gambir Expo di Jakarta, Jumat (14/2).
Untuk mendukung kolaborasi itu, Toyota paparnya mengembangkan konsep Multi-Pathway. Dalam pendekatan ini sangat penting, dimana perusahaannya memberikan berbagai opsi kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dari kendaraan elektrik, hybrid hingga kendaraan berbasis hidrogen serta sehingga orang bisa memilih yg sesuai referensi masing masing
Industri transportasi menyumbang 28 persen dari emisi karbon dan ini adalah tantangan besar. Untuk itu perlu mempercepat transisi menuju kendaraan ramah lingkungan dan memanfaatkan energi terbarukan yang lebih bersih seperti energi hidrogen. "Kita semua harus mulai dari sekarang. Kita bisa melakukan sesuatu untuk Indonesia tercinta,"ungkapnya lagi.
Diketahui, salah satu langkah dan strategi Toyota Indonesia dalam berkontribusi menekan emisi karbon adalah dengan menerapkan konsep Multi-Pathway. Dengan pendekatan Multi-Pathway, industri otomotif ini menyajikan beragam pilihan teknologi ramah lingkungan yang bisa diberikan oleh masyarakat Indonesia. Mulai hybrid EV (HEV), plug-in hybrid EV (PHEV), battery electric vehicle (BEV), dan fuell cell electric vehicle.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi yang menjadi pembicara utama dalam Talk Show Green Energy mengapresiasi Toyota karena menggelar Carbon Neutrality Mobility Event.
Dia memaparkan, sektor transportasi memiliki beragam solusi untuk mengurangi emisi karbon. “Ini membuktikan bahwa sektor transportasi bisa menggunakan berbagai sumber energi, dari bahan bakar fosil rendah karbon, hybrid, biofuel seperti biodiesel dan etanol, hingga kendaraan listrik dan hidrogen,” ujar Eniya
“Saya selalu bilang, there is no single solution for transportation, dan Toyota dengan konsep multi-pathway juga menekankan hal yang sama,” tambahnya.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Inter Milan Bidik Puncak Klasemen Serie A
- 2 Di Forum Dunia, Presiden Prabowo Akui Tingkat Korupsi Indonesia Mengkhawatirkan
- 3 Polda Kalimantan Tengah Proses Oknum Polisi dalam Kasus Penipuan Pangkalan Gas Elpiji
- 4 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
- 5 India Incar Kesepakatan Penjualan Misil dengan Filipina Tahun Ini
Berita Terkini
-
ToT, AS akan Bantu Merancang Reaktor Nuklir untuk India
-
Kemenperin: Yakin Saja, Penggunaan Energi Ramah Lingkungan Jauh Lebih Hemat dibanding Fosil
-
Laudato Si’ di Indonesia: Menelusuri Akar Masalah Kerusakan Lingkungan dan Dampaknya Bagi Para Pengungsi
-
Drone Berhulu Ledak Hantam Pelindung Radiasi PLTN Chernobyl, Ukraina Tuding Russia
-
Presiden Targetkan 6 Juta Siswa Sudah Terima Program MBG Akhir Juli 2025