![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
India Incar Kesepakatan Penjualan Misil dengan Filipina Tahun Ini
Sistem misil Akash buatan India saat diperlihatkan pada parade militer di New Delhi pada januari 2023 lalu. Pada Kamis (13/2) dilaporkan bahwa India berencana menjual misil jarak pendek ini ke Filipina.
Foto: AFP/Money SHARMANEW DELHI - India berencana menjual misil jarak pendek ke Filipina pada tahun 2025 dalam kesepakatan senilai lebih dari 200 juta dollar AS, ungkap sejumlah narasumber di India yang melaporkan adanya kontrak ekspor pertahanan besar kedua New Delhi dengan Manila di tengah meningkatnya ketegangan dengan Tiongkok.
“Sistem misil Akash yang dikembangkan oleh badan penelitian pertahanan India telah menarik minat Filipina, yang kemudian telah memberi tahu New Delhi bahwa mereka akan memesan pada tahun fiskal yang dimulai pada April, kata tiga narasumber yang berbicara dengan syarat anonim karena masalah ini sensitif.
Sistem misil permukaan-ke-udara dengan jangkauan hingga 25 kilometer sebelumnya telah diekspor ke Armenia pada tahun 2024 dalam kesepakatan senilai 230 juta dollar AS, kata narasumber tersebut, seraya menambahkan bahwa penjualan Filipina diharapkan lebih besar daripada kesepakatan Armenia.
Namun, mereka tidak mengungkapkan jumlah misil dan sistem pendamping, termasuk radar, yang terlibat.
Bharat Dynamics India, produsen misil tersebut, menjadi salah satu peserta pameran di Pameran Pertahanan dan Keamanan Asia 2024 di Manila.
Perusahaan dan Kementerian Pertahanan India tidak segera menanggapi permintaan komentar. Juru bicara pertahanan Filipina, Arsenio Andolong, juga menolak berkomentar mengenai rincian kesepakatan atau rencana pengadaan, namun mengatakan angkatan bersenjata negara tersebut telah menyatakan bahwa mereka membutuhkan kemampuan alutsista tersebut.
Kesepakatan yang diharapkan itu menyusul disepakatinya penjualan misil jelajah supersonik jarak menengah BrahMos senilai 375 juta dollar AS oleh India ke Filipina pada tahun 2022.
Pembelian tersebut terjadi pada saat Manila sedang membangun kekuatan militernya di tengah meningkatnya ketegangan dengan Beijing terkait klaim yang tumpang tindih di jalur perairan Laut Tiongkok Selatan (LTS), tempat keduanya bentrok dalam beberapa tahun terakhir.
Importir Terbesar
India adalah importir senjata terbesar di dunia tetapi tengah meningkatkan produksi dalam negeri dan meningkatkan ekspor pertahanan untuk melawan kekuatan dan pengaruh militer Tiongkok di negara tetangganya, setelah pasukan mereka bentrok di perbatasan Himalaya pada tahun 2020.
Ekspor peralatan pertahanan India, termasuk senjata dan amunisi, telah melonjak hampir 150 persen sejak 2020 hingga melampaui 2,4 miliar dollar AS pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2024.
Akan tetapi, ekspor persenjataannya lebih rendah dibandingkan negara-negara seperti Australia dan Korea Selatan, dan jauh di bawah Tiongkok, eksportir senjata terbesar keempat di dunia.
Kepala Angkatan Bersenjata Filipina pada Rabu (12/2) lalumengatakan bahwa negaranya ingin membeli lebih banyak perangkat keras militer untuk memodernisasi persenjataannya, termasuk misil BrahMos tambahan dari India dan setidaknya dua kapal selam.
“Kami akan mendapatkan lebih banyak (sistem BrahMos) tahun ini, dan di tahun-tahun mendatang,” kata Jenderal Romeo Brawner dalam pidatonya dihadapan tokoh bisnis di Filipina, tetapi tidak menyebutkan sistem misil Akash.
Selain misil dari India, Manila juga sebelumnya menyatakan minat untuk mendapatkan sistem peluncur misil Typhon buatan Amerika Serikat (AS) yang mampu meluncurkan misil jelajah dan sanggup menargetkan Tiongkok.
Sistem misil Typhon milik AS ini telah didatangkan ke Filipina untuk dipergunakan pada latihan militer bersama pada awal tahun 2024 lalu dan hingga kini sistem misil ini masih ditempatkan di Filipina walaupun Tiongkok mendesak agar sistem persenjataan itu agar ditarik kembali oleh AS. ST/AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Masih Jadi Misteri Besar, Kementerian Kebudayaan Dorong Riset Situs Gunung Padang di Cianjur
- 2 Cap Go Meh representasi nilai kebudayaan yang beragam di Bengkayang
- 3 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
- 4 Kemenperin Minta Aparat Beri Kepastian Hukum Investasi di Indonesia
- 5 Inflasi Rendah Belum Tentu Hasilkan Pertumbuhan Berkualitas