AS-Korsel Mulai Latihan Gabungan Terbesar
Protes Latihan Gabungan I Aktivis antiperang Korsel mengenakan topeng bergambar Presiden AS, Joe Biden, dan Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol (kanan), saat mereka mengikuti aksi protes untuk menentang digelarnya latihan gabungan Ulchi Freedom Shield (UFS) pada 4 Agustus lalu. Latihan UFS kembali digelar tahun ini setelah sempat dikurangi sejak 2018.
Foto: AFP/Jung Yeon-jeSEOUL - Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) pada Senin (22/8) memulai latihan militer gabungan terbesar mereka sejak 2018yang dikenal sebagai Ulchi Freedom Shield (UFS). Latihan gabungan UFS ini merupakan sebuah langkah yang kemungkinan akan membuat berang Korea Utara (Korut) yang sebelumnya telah meningkatkan ancaman nuklirnya.
"Latihan militer bersama terbesar dalam beberapa tahun ini digelar untuk menghadapi ancaman yang terus berkembang dari Korut," kata para pejabat Korsel.
Latihan UFS yang akan berlangsung dua pekan ini, mencakup program latihan lapangan dengan simulasi berbagai skenario, termasuk menanggapi serangan Korut terhadap infrastruktur vital Korsel.
AS adalah sekutu keamanan utama Korsel dan telah menempatkan sekitar 28.500 tentara di Korsel untuk melindunginya dari tetangganya yang memiliki senjata nuklir. Kedua negara telah lama melakukan latihan bersama, yang mereka tegaskan murni defensif tetapi Korut memandangnya sebagai sebuah latihan untuk melancarkan invasi ke negaranya.
Kembali digelarnya latihan Ulchi Freedom Shield ini menandai dimulainya kembali sesi pelatihan skala besar setelah dikurangi karena Covid-19 dan setelah upaya bagi diplomasi dengan Pyongyang mengalami kegagalan.
"Pentingnya latihan bersama ini adalah untuk membangun kembali aliansi Korsel-AS dan memperkuat postur pertahanan gabungan dengan menormalkan latihan gabungan dan pelatihan lapangan," demikian pernyataan dari Kementerian Pertahanan Korsel.
Rincian latihan yang berlangsung dari 22 Agustus hingga 1 September belum dirilis, tetapi lazimnya latihan lapangan melibatkan pengerahan pesawat, kapal perang, dan tank serta puluhan ribu tentara.
Aset Strategis
Analis mengatakan Korut mungkin menggunakan latihan itu sebagai alasan untuk melakukan lebih banyak uji senjata.
Awal bulan ini, Pyongyang memperingatkan akan memusnahkan otoritas Seoul, yang disalahkan atas wabah Covid-19 baru-baru ini di negara yang terisolasi itu .
Ancaman itu datang kurang dari sebulan setelah pemimpin Korut, Kim Jong-un, mengatakan negaranya siap untuk memobilisasi kemampuan nuklirnya dalam perang apa pun dengan AS dan Korsel.
Para pejabat Washington dan Seoul juga telah memperingatkan bahwa rezim yang terisolasi itu sedang bersiap untuk melakukan apa yang akan menjadi uji coba nuklir ketujuhnya.
"AS dan Korsel pun telah sepakat bahwa mereka akan menanggapi uji coba nuklir Korut dengan menempatkan aset-aset strategis ke wilayah itu," kata Kementerian Pertahanan Korsel pekan lalu.
Aset-aset strategis itu dapat mengacu pada sistem persenjataan yang mencakup pesawat bomber berkemampuan nuklir, kapal selam tenaga nuklir, atau kapal induk. AFP/VoA/I-1
Berita Trending
- 1 KPU: Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Jakarta pada Kamis
- 2 Hari Kamis KPU tetapkan Gubernur
- 3 Perluas Akses Permodalan, Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM hingga Pekerja Migran
- 4 Panglima TNI Mutasi 101 Perwira Tinggi, Kepala BSSN dan Basarnas Juga Diganti
- 5 Marselino Ditemani Ole Romeny di Oxford United
Berita Terkini
- Anak Shin Tae-yong Kecewa Setelah Ayahnya Dipecat PSSI
- DKPP Apresiasi Kerja Keras KPU dan Bawaslu Sukseskan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024
- Terancam Lumpuh, Lebih dari 2.300 Penerbangan di AS Batal Atau Tertunda Akibat Badai
- Komisi Kejaksaan Terima 869 Laporan Pengaduan Masyarakat, Jakarta Provinsi Tertinggi
- Menag Sebut Penurunan Biaya Haji 2025 Sesuai Permintaan Presiden dan Pastikan Tak Akan Kurangi Kualitas Layanan