
Jumat, 21 Mar 2025, 09:00 WIB
Finlandia Kembali Menduduki Peringkat Pertama Negara Paling Bahagia di Dunia
Pada tahun 2023, sekitar satu dari empat orang Amerika melaporkan menghabiskan semua makanannya sendirian pada hari sebelumnya.
Foto: IstimewaHELSINKI – Laporan Kebahagiaan Dunia yang disponsori Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Kamis (20/3), menunjukkan, Finlandia menduduki peringkat sebagai negara paling bahagia di dunia selama delapan tahun berturut-turut, dengan penduduk setempat dan para ahli berterima kasih kepada danau-danau besarnya dan sistem kesejahteraan yang kuat karena telah meningkatkan suasana hatinya.
Dikutip dari The Straits Times, sedangkan Amerika Serikat jatuh ke peringkat kebahagiaan terendah sepanjang sejarah sebagian karena meningkatnya jumlah warga AS yang makan sendirian,
Afghanistan, yang dilanda bencana kemanusiaan sejak Taliban kembali berkuasa pada tahun 2020, sekali lagi menduduki peringkat sebagai negara paling tidak bahagia di dunia.
AS turun ke posisi ke-24, skor terendah sejak laporan tersebut pertama kali diterbitkan pada tahun 2012, ketika mencatat hasil tertingginya di posisi ke-11.
“Jumlah orang yang makan sendirian di Amerika Serikat telah meningkat 53 persen selama dua dekade terakhir,” kata para penulis laporan yang mencatat bahwa berbagi makanan “sangat terkait dengan kesejahteraan”.
Pada tahun 2023, sekitar satu dari empat orang Amerika melaporkan menghabiskan semua makanannya sendirian pada hari sebelumnya, kata laporan itu.
“Meningkatnya jumlah orang yang makan sendirian merupakan salah satu alasan menurunnya kesejahteraan di Amerika Serikat,” katanya.
Laporan itu juga mencatat bahwa AS adalah salah satu dari sedikit negara yang mengalami peningkatan dalam apa yang disebut “kematian karena putus asa” – akibat bunuh diri atau penyalahgunaan zat – pada saat kematian tersebut menurun di sebagian besar negara.
Laporan tersebut mensurvei orang-orang di seluruh dunia pada tahun 2022 hingga 2024, sebelum Presiden AS Donald Trump mengguncang urusan nasional dan global sejak kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari.
Semua negara Nordik tetap berada di antara 10 negara paling bahagia, dengan Denmark, Islandia, dan Swedia membuntuti Finlandia, yang sedikit memperlebar keunggulannya atas negara kedua, Denmark.
Sementara itu, Kosta Rika dan Meksiko masuk 10 besar untuk pertama kalinya, masing-masing pada posisi keenam dan kesepuluh.
Singapura, yang sebelumnya menduduki peringkat negara paling bahagia di Asia selama dua tahun berturut-turut, telah disusul oleh Taiwan pada tahun 2025. Republik tersebut turun empat peringkat ke posisi ke-34, sementara Taiwan berada di posisi ke-27.
Peringkat kebahagiaan didasarkan pada rata-rata tiga tahun penilaian mandiri individu terhadap kepuasan hidup, serta produk domestik bruto per kapita, dukungan sosial, harapan hidup sehat, kebebasan, kemurahan hati, dan korupsi.
Warga Finlandia 'relatif puas'
“Tampaknya orang Finlandia relatif puas dengan kehidupan mereka,” kata Frank Martela, asisten profesor yang mengkhususkan diri dalam penelitian kesejahteraan dan kebahagiaan di Universitas Aalto.
Hal ini sebagian besar dapat dijelaskan oleh fakta bahwa masyarakat Finlandia hidup dalam “masyarakat yang berfungsi dengan cukup baik”, ungkapnya.
“Demokrasi berfungsi dengan baik, kita memiliki pemilihan umum yang bebas, kebebasan berbicara, tingkat korupsi yang rendah dan semua ini telah terbukti memprediksi tingkat kesejahteraan nasional yang lebih tinggi,” kata Martela.
Ia menambahkan bahwa negara-negara Nordik juga semuanya memiliki sistem kesejahteraan yang relatif kuat – dengan cuti orang tua, tunjangan pengangguran, dan sebagian besar layanan kesehatan universal – yang juga berkontribusi terhadap tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi secara rata-rata.
Eveliina Ylitolonen, seorang mahasiswi berusia 23 tahun di Helsinki, mengatakan ia yakin fokus orang Finlandia dalam menikmati alam yang indah dapat membantu menjelaskan tingginya tingkat kebahagiaan secara konsisten di negara Nordik itu, yang terkenal dengan hutan lebat dan lebih dari 160.000 danau.
“Alam adalah bagian penting dari kebahagiaan ini,” kata Ylitolonen.
Sedangkan Jamie Sarja-Lambert, seorang pemain video game profesional yang pindah ke Finlandia dari Inggris, setuju.
"Sepertinya semua orang lebih dekat dengan alam, pergi keluar dan bersosialisasi, lebih seperti sebuah komunitas," katanya.
Tahun ini, penulis laporan kebahagiaan mengatakan bukti baru menunjukkan bahwa terlibat dalam tindakan kemurahan hati dan mempercayai kebaikan orang lain adalah "prediktor kebahagiaan yang signifikan, bahkan lebih dari mendapatkan gaji yang lebih tinggi".
Mereka juga mencatat bahwa secara umum, “orang-orang terlalu pesimis terhadap kebaikan komunitas mereka”, dan bahwa “tingkat pengembalian dompet yang hilang jauh lebih tinggi daripada yang diharapkan orang-orang”.
Negara-negara Nordik juga “berada di peringkat teratas dalam hal harapan dan realisasi pengembalian dompet yang hilang”.
Berita Trending
- 1 Kemnaker Sediakan 229 Bus Mudik Gratis
- 2 Pemkot Kediri Lakukan Cek Angkutan Umum
- 3 Gubernur DKI Jakarta Serahkan KJP Plus Tahap I 2025 dan Gratiskan Akses TMII
- 4 Pemkab Bogor: Bazar Pangan Murah Kadin Sukses Stabilkan Harga
- 5 Pemerintah Kota Kediri Melakukan Pengecekan terhadap Angkutan Umum agar Aman
Berita Terkini
-
Butt: Mimpi Man United Juara Liga Inggris 2028 “Tak Akan Terwujud”
-
5 Rekomendasi Kegiatan Ngabuburit di Jakarta, Lebaran Fair hingga Midnight Sale
-
Demi Keselamatan Jemaah, KJRI Jeddah Imbau Gunakan Agen Travel Umrah Resmi
-
Ini Kronologi Kecelakaan Bus yang Menewaskan 6 WNI Jemaah Umrah di Saudi
-
Alisson Pulang Lebih Cepat dari Timnas Brasil karena Dugaan Gegar Otak