AS Bahas Dana Rp14,4 Kuadriliun untuk Infrastruktur
Layani Pers l Presiden AS, Joe Biden, berbicara kepada para wartawan menjelang, masuk Gedung Putih, di Washington, Jumat (30/7). Biden dijadwalkan menghabiskan akhir pekan di Camp David Presidential Retreat.
Foto: AFPMandel NganWASHINGTON - Amerika Serikat (AS) tengah membahas penggunaan dana untuk infrastruktur senilai kurang lebih 1 triliun dollar AS atau 14,4 kuadtiliun rupiah. Hal ini mencuat, Sabtu (31/7), saat rapat Senat.
Dana tersebut akan digunakan untuk jalan, jalur kereta api, dan infrastruktur lainnya. Ini akan diajukan kepada Presiden Joe Biden sebagai prioritas. Rencana ambisius tersebut mendapat dukungan dari Partai Demokrat dan Republik.
Namun, sejauh ini para anggota parlemen belum melihat teks final RUU tersebut, yang mencakup sekitar 550 miliar dollar AS (7,9 kuadriliun rupiah) dalam pengeluaran baru dan masih dicatat pada Sabtu (31/7) .
Pemimpin Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, mengatakan bahwa kelompok bipartisan yang mengerjakan undang-undang tersebut membutuhkan waktu tambahan. "Senat akan tetap bersidang untuk mencapai kesimpulan," kata Schumer.
"Saya tahu semua partai ingin mendapatkan hak ini. Segera setelah teks legislatif selesai, kami akan meninjaunya. Kemudian saya akan menawarkannya sebagai amendemen pengganti. Setelah itu, kami dapat mulai memberikan suara untuk amendemen," ujar Senat Demokrat tersebut.
Setelah melewati RUU maka 14,4 kuadriliun rupiah, Schumer ingin mendorong paket 3,5 triliun dollar AS (50,4 kuadriliun rupiah) yang berfokus pada perubahan iklim dan perawatan di rumah untuk orang tua serta anak-anak. Namun, itu menghadapi oposisi Republik yang gigih. Juga ada perbedaan pendapat di antara Demokrat sendiri.
"Senat akan bergerak maju di kedua jalur infrastruktur sebelum awal reses Agustus. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan, tambah lama kami berada di sini. Tapi kami akan menyelesaikan pekerjaan," kata Schumer.
Suara
Senat memberikan suara 66-28 pada Jumat untuk menyetujui RUU tersebut. Rinciannya, 16 Partai Republik bergabung dan 48 Demokrat juga. Ada dua independen mendukung pula.
Paket tersebut akan secara dramatis meningkatkan pengeluaran negara untuk jalan, jembatan, transit, dan bandara. Para pendukung memperkirakan pada akhirnya akan melewati Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat. Kemudian, mencapai meja Biden untuk diteken menjadi undang-undang.
RUU itu tidak termasuk pendanaan untuk sebagian besar perubahan iklim dan inisiatif sosial yang ingin diloloskan Demokrat. Angkanya sekitar 3,5 triliun dollar AS yang terpisah tanpa dukungan Partai Republik.
Demokrat menang suara dengan selisih tipis di Senat dan DPR. Ini berarti partai itu harus tetap bersatu untuk mencapai tujuan legislatifnya.
Anggota progresif dari kaukus Demokrat telah menyarankan paket 1 triliun dollar AS, namun berat untuk disetujui. Di sisi lain, Senat juga dapat memberlakukan perubahan yang bisa memperumit peluangnya untuk menjadi undang-undang.wid/Ant/G-1
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia