Antibodi Monoklonal Dapat Cegah Infeksi Malaria
Antibodi dapat dirancang untuk menempel pada molekul yang berbeda dalam tubuh, misalnya, untuk menolak respons imun ketika bereaksi berlebihan. Fenomena ini, yang juga terjadi pada beberapa pasien Covid-19, disebut 'badai sitokin'.
Karena bisa diaplikasi untuk bermacam penyakit, antibodi monoklonal telah digunakan dengan aman dan efektif untuk mengobati sejumlah penyakit yang terus bertambah. Beberapa penyakit diantaranya sulit diobati di masa lalu.
Cara membuat antibodi monoklonal pertama, para ilmuwan mengekstrak antibodi yang relevan dari darah manusia. Kemudian mereka mereplikasi dan memproduksinya dalam jumlah besar. Antibodi yang dihasilkan kemudian dimurnikan dan dikemas sehingga dapat dengan mudah diberikan.
Namun produsen mencari cara untuk mengurangi biaya produksi, misalnya melalui teknologi baru dan menggunakan materi alternatif untuk sel seperti ganggang, ragi, dan tanaman, yang akan mengubah cara pembuatan obat ini.
Mayoritas antibodi monoklonal di pasaran adalah untuk penyakit tidak menular, seperti penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan kanker, meski kemudian bertambah ke penyakit menular yang disebabkan virus seperti malaria.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya