Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Antibodi Monoklonal Dapat Cegah Infeksi Malaria

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

"Hasil studi ini menunjukkan bahwa antibodi monoklonal berpotensi melengkapi langkah-langkah lain untuk melindungi pelancong dan kelompok rentan seperti bayi, anak-anak, dan perempuan hamil dari malaria musiman dan membantu menghilangkan malaria dari wilayah geografis tertentu," lanjut Fauci.

Sebelumnya satu-satunya vaksin malaria yang saat ini direkomendasikan oleh WHO, disebut RTS,S (Mosquirix). Vaksin tersebut memberi perlindungan parsial terhadap malaria klinis selama tahun-tahun awal kehidupan, ketika diberikan kepada anak-anak berusia 5 hingga 17 bulan dalam empat dosis selama periode 20 bulan.

Obat lain yang terdiri dari senyawa kimia kecil yang efektif mencegah infeksi malaria juga tersedia untuk bayi dan anak kecil serta pelancong. Namun, persyaratan untuk dosis obat yang sering dapat membatasi kepatuhan, dan munculnya resistensi obat juga dapat membatasi kegunaannya.

Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk intervensi baru dan tindakan cepat karena jarangnya dosis yang secara aman memberikan perlindungan kuat terhadap infeksi malaria. Uji coba NIAID-USTTB fase 2 mengevaluasi keamanan dan kemanjuran satu kali infus intravena antibodi monoklonal yang disebut CIS43LS. Antibodi ini sebelumnya terbukti menetralkan sporozoitPlasmodium falciparumdi kulit dan darah sebelum menginfeksi sel hati.

Para peneliti kemudian mengisolasi bentuk alami dari antibodi ini dari darah seorang sukarelawan yang telah menerima vaksin malaria yang diteliti, dan kemudian memodifikasi antibodi tersebut untuk memperpanjang jangka waktu antibodi tersebut akan tetap berada dalam aliran darah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top