Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stunting

Ada Keterkaitan antara Orang Tua Perokok dengan Anak

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Temuan PKJS-UI di era baru ini menjadi penting, diperlukan upaya yang lebih konkrit untuk mengendalikan konsumsi rokok di level nasional. Dan ditekankan oleh para peneliti UI, menurunkan konsumsi rokok tidak hanya akan mengurangi prevalensi perokok tetapi juga akan membuat masa depan Indonesia lebih baik dengan menekan stunting, sehingga generasi penerus Indonesia ke depan akan memiliki kondisi kesehatan maksimal, baik dari segi fisik maupun kognitifnya. ima/R-1

Langkah Paling Efektif

Beragam langkah sudah dilakukan pemerintah untuk mengendalikan jumlah perokok di Indonesia, mulai dari iklan bahaya merokok yang menampilkan dengan gamblang risiko penyakit hingga korban dari rokok. Dan tak ketinggalan sampul bungkus rokok pun hingga kini masih terus mengambarkan bagaimana ngerinya penyakit yang diakibatkan rokok.

Kendati demikian Teguh mengatakan, ancaman nyata itu tidak membuat perokok aktif menghentikan kebiasaannya. "Sebenarnya, iklan rokok itu dampaknya tidak begitu efektif. Orang hanya takut, tapi enggak membuat berhenti. Hanya ada perasaan tidak nyaman saja," ungkap.

Kemudian bisa dibayangkan jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih terlalu murah, jauh dibandingkan Jepang yang memiliki harga rokok di atas Rp 100.000 per bungkus. Jepang, menurut Teguh, sangat fokus menekan jumlah perokok melalui berbagai cara. "Sebenarnya pengendalian rokok itu tidak harus mahal. Di Jepang sendiri, selain harga rokok mahal juga kawasan tanpa rokok di sana benar-benar kuat. Karena kalau Anda merokok di luar kawasan itu dendanya lebih mahal, bisa jadi kena Rp 400.000," tuturnya.


Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top