Investor Cermati Pergerakan Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS, Simak Proyeksi Rupiah
KORAN-JAKARTA.COM | Kamis, 03 Jul 2025, 08:55 WIBJAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah lanjutan, hari ini (3/7). Pergerakan rupiah bakal dipengaruhi sentimen eksternal yang dominan.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo melihat investor fokus terhadap perkembangan ekonomi Tiongkok dan harga komoditas global. Selain itu, investor juga akan mencermati pergerakan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang akan menentukan keputusan mereka memindahkan dananya.

Ket.
Sutopo memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (3/7), bergerak melemah di kisaran 16.200 – 16.350 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di Jakarta, Rabu (2/7), melemah sebesar 47 poin atau 0,29 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.247 rupiah per dollar AS.
Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menyatakan pelemahan kurs rupiah dipengaruhi perkiraan defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang melebar. “Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa defisit APBN di tahun 2025 diperkirakan melebar menjadi 2,78 persen dari target APBN sebesar 2,50 persen sebelumnya,” kata dia di Jakarta, Rabu (2/7).
Kendati demikian, Menkeu disebut menyampaikan bahwa pemerintah masih dapat menggunakan Sisa Anggaran Lebih (SAL) sebagai penyangga, sehingga pemerintah tak perlu menambah penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) melebihi target. Sri Mulyani, Selasa (2/7), mengajukan permohonan penggunaan SAL sebesar 85,6 triliun rupiah kepada DPR RI.
Tren Saat Ini
Realtime






