2023, Produksi Beras Dunia Diproyeksi Susut karena Cuaca Ekstrem
KRISIS IKLIM SUSAHKAN PETANI I Petani mencangkul sawah yang mengalami kekeringan di kawasan pertanian Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, belum lama ini. Krisis iklim seperti kekeringan mengancam pangan dan penghidupan miliaran penduduk dunia.
Banyak yang kuno, jarang tumbuh sekarang. Tapi, mereka memiliki kekuatan genetik super yang coba ditemukan oleh Lorence, seorang ahli biokimia tanaman di Arkansas State University, terutama yang memungkinkan tanaman padi bertahan hidup di malam yang panas, salah satu bahaya perubahan iklim yang paling akut.
Lorence adalah salah satu pasukan pemulia padi yang mengembangkan varietas baru untuk planet yang lebih panas.
Di Bangladesh, para peneliti telah menghasilkan varietas baru untuk tekanan iklim yang sudah dihadapi para petani. Beberapa dapat tumbuh ketika terendam air banjir selama beberapa hari, sedangkan yang lain dapat tumbuh di tanah yang telah berubah menjadi asin.
Di masa depan, kata para peneliti, negara akan membutuhkan varietas padi baru yang dapat tumbuh dengan sedikit pupuk, yang sekarang disubsidi secara besar-besaran oleh negara atau harus mentolerir tingkat salinitas yang lebih tinggi lagi.
Kepala ilmuwan di Institut Penelitian Padi Bangladesh, Khandakar M. Iftekharuddaula, mengatakan apa pun yang terjadi dengan iklim, petani perlu memproduksi beras lebih banyak. "Nasi dimakan setiap hari. Ketahanan beras identik dengan ketahanan pangan," katanya.
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya