WNI Belum Bisa Dihubungi
- WNI
- tsunami
WELLINGTON - Empat warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Tonga, di mana gunung berapi bawah laut Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai meletus dan memicu gelombang tsunami pada Sabtu (15/1), hingga Senin (17/1) dini hari waktu setempat belum diketahui nasibnya karena tidak dapat dihubungi.

Ket.
Doc: VoA/Planet Labs PBC via REUTERS
KBRI di New Zealand yang merangkap Samoa, Kerajaan Tonga, Kepulauan Cook dan Niue - dalam pernyataan tertulis di situsnya menyatakan bahwa KBRI Wellington melalui Fungsi Protokol dan Konsuler terus memantau kondisi empat WNI yang berada di Tonga yang tidak dapat dihubungi karena putusnya kabel komunikasi bawah laut.
"Sebelumnya pada Jumat (14/1) petang seorang WNI di Tonga, Thomas Egbert, melaporkan terjadinya peningkatan permukaan air laut dan peringatan tsunami. Namun setelah itu belum dapat dihubungi kembali," demikian pernyataan dari KBRI di New Zealand.
KBRI yang berkedudukan di Wellington juga terus berusaha menghubungi agensi kapal Ngatai Marine Entrepriss Ltd di Tonga yang memperkejakan tiga orang ABK WNI guna memastikan keselamatan mereka, tetapi belum dapat dihubungi.
Sebelumnya diketahui KBRI Wellington telah mengirim imbauan pada warga Indonesia di Selandia Baru, Samoa, Tonga, Kepulauan Cook dan Niue untuk tetap waspada dan memantau perkembangan bencana yang terjadi yang dikeluarkan otoritas keamanan dan kebencanaan setempat.
Gunung berapi bawah laut Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai, yang terletak sekitar 65 kilometer dari Ibu Kota Tonga, Nuku'alofa, meletus Jumat sore waktu setempat, memicu tsunami dan melumpuhkan jalur komunikasi. Tonga diselimuti abu vulkanik. Sementara Pulau Atata di dekatnya dilaporkan tenggelam.
Tonga Meteorological Services telah memberlakukan kondisi darurat bagi seluruh pulau di Tonga dan meminta masyarakat untuk melakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Informasi di Tonga hanya tersedia melalui komunikasi radio Tonga Meteorological Services, National Emergency Management Office (NEMO), dan His Majesty's Armed Force (HMAF).
Anda mungkin tertarik:
Kuatnya letusan juga dirasakan hingga ke Samoa dan Fiji. Namun menurut KBRI Wellington, berdasarkan informasi salah satu WNI di Samoa, kondisi masih terkendali dan hingga kemarin tidak ada peringatan tsunami meskipun pemerintah setempat meminta masyarakat tetap waspada.
Jalur Komunikasi Masih Terputus
Sementara itu kantor berita Associated Press pada Minggu (16/1) melaporkan ancaman tsunami di sekitar Pasifik akibat letusan gunung berapi bawah laut mulai mereda. Namun awan abu tebal masih menutupi Tonga dan menyulitkan akses pesawat-pesawat yang dikirim dari New Zealand untuk melihat luasnya kerusakan akibat bencana.
Foto-foto satelit menunjukkan letusan luar biasa besar pada Sabtu (15/1) malam dengan gumpalan abu, uap dan gas yang naik seperti jamur raksasa di atas perairan Pasifik. Ledakan sonik terdengar sampai ke Alaska.
Di Tonga, gelombang tsuami yang menerjang pantai membuat orang-orang lari menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Internet dan jalur komunikasi lain hingga Minggu (16/1) malam masih terputus, termasuk situs pemerintah dan sumber informasi lain.
Perdana Menteri New Zealand, Jacinda Ardern, mengatakan belum ada laporan resmi tentang jumlah orang yang cedera atau korban meninggal di Tonga, tetapi memperingatkan bahwa pihak berwenang belum berhasil menghubungi beberapa daerah pesisir dan pulau-pulau kecil.
"Komunikasi dengan Tonga masih sangat terbatas. Dan saya tahu hal ini menimbulkan kecemasan bagi komunitas Tonga di sini," ujar PM Ardern.
Ditambahkannya, kapal dan toko di sepanjang garis pantai Tonga rusak; sementara Ibu Kota Nuku'alofa tertutup lapisan tebal debu vulkanik yang mencemari pasokan air bersih. VoA/I-1