Koran-jakarta.com || Rabu, 04 Mar 2020, 06:00 WIB

Industri Gasifikasi Terus Didorong


Ket.

Doc: istimewa

Jakarta - Pemerintah akan mempercepat pendirian industri gasifikasi batu bara milik PTBukit Asam Tbk karena dari segi teknologi telah siap. Namun, keinginan tersebut sepertinya bakal terkendala lantaran rencana Bukit Asam meneken kerja sama pembangunan gasifikasi tertunda akibat dampak pandemi virus korona baru atau Covid-19.

"Kami ingin mempercepat pendirian gasifikasi untuk dimethyl ether (DME). Kelihatannya dari segi teknologi dan lainnya sudah siap," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (3/3).

Airlangga memastikan penundaan penandatanganan final perjanjian kerja sama pembangunan gasifikasi untuk PTBAdi Amerika Serikat tidak akan memengaruhi proses pembangunan tersebut. "Proyek kan tidak tergantung pada penandatanganan. Jadi, ya tidak pengaruh," ujarnya.

Direktur Utama PTBukit Asam Tbk, Arviyan Arifin, mengatakan pembangunan industri gasifikasi yang dilakukan bersama PTPertamina (Persero) dan Air Products and Chemicals Inc itu akan masuk ke tahap Engineering Procurement Construction (EPC).

"Segera kami bangun, kami laksanakan. Sekarang, kami mulai dengan EPC jadi tidak ada hubungan antara korona dengan keberlanjutan dari industri gasifikasi ini," katanya.

Gunakan Teknologi

Dia menyebutkan hilirisasi menggunakan teknologi gasifikasi ini nantinya tidak hanya akan mengonversi batu bara muda menjadi DME saja, melainkan berbagai produk lain yang memiliki nilai tinggi.

"Produk utamanya DME, tapi selain itu juga kami buat etanol dan produk untuk sesi lainnya yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi. Nah, ini sedang kami kaji mana yang paling optimal," katanya.

Seperti diketahui, rencana Bukit Asam menandatangani kerja sama di Amerika Serikat (AS) terkait pembangunan gasifikasi tertunda karena wabah virus korona.

"Rencananya mau tanda tangan perjanjian kerja sama pembangunan gasifikasi untuk PTBA(Bukit Asam) di Amerika Serikat ketika Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menghadiri ASEAN-US Special Summit. Namun karena ada wabah korona, Presiden AS, Donald Trump, menunda acara konferensi internasional tersebut sehingga penandatanganan itu akan menyesuaikan jadwalnya," ujar Arviyan.

Dia mengatakan rencana penandatanganan itu masih melanjutkan program yang lama, dan saat ini sudah masuk tahap akhir yakni tahap eksekusi. Selain rencana penandatanganan tersebut, menurut Dirut PTBAitu, sejumlah proyek lain juga tertunda akibat terdampak wabah virus korona.

"Ini musibah internasional, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Pasti ada dampaknya, beberapa proyek kami jadi mengalami penundaan," kata Arviyan.

Sebelumnya, Amerika Serikat memutuskan menunda pertemuan dengan para pemimpin negara-negara Asia Tenggara yang dijadwalkan pada 14 Maret akibat kekhawatiran tentang penyebaran korona. Presiden AS, Donald Trump, mengundang para pemimpin 10 anggota Asean untuk bertemu di Las Vegas setelah dia tak hadir dalam KTTAsean di Bangkok, November.

Pejabat itu menambahkan AS menilai penting hubungannya dengan bangsa-bangsa anggota Asean dan berharap melakukan pertemuan mendatang.

Keputusan itu datang di tengah kekhawatiran yang berkembang bahwa virus akan menyebar di AS saat banyak negara melaporkan infeksi baru, sejumlah perusahaan mengumumkan larangan pada karyawan mereka untuk bepergian dan pasar saham global terus merosot. n Ant/E-10

Tim Redaksi:
A
M

Like, Comment, or Share:


Artikel Terkait