Parlemen AS Setujui Pemakzulan Presiden Trump
Foto : Foto: Istimewa
WASHINGTON – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) menyutujui usulan pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump. Dalam pemungutan suara, Rabu (13/1), sebanyak 232 anggota setuju pemakzulan, mengalahkan pihak yang menolak, yakni 197 suara.
Sepuluh perwakilan Partai Republik membelot dengan menyetujui pemakzulan yang diajukan Partai Demokrat itu. Dengan demikian, Trump menjadi Presiden AS pertama yang dua kali ingin dimakzulkan oleh parlemen. Sebelumnya, pemakzulan pernah dialami Trump pada awal 2020 lalu.
Anggota Partai Republik yang setuju pemakzulan Trump adalah Dan Newhouse dari Washington, John Katko dari New York, Jaime Herrera Beutler dari Washington, Adam Kinzinger dari Illinois.
Kemudian, Fred Upton dari Michigan, Liz Cheney dari Wyoming, Peter Meijer dari Michigan, Anthony Gonzalez dari Ohio, Tom Rice dari South Carolina, serta David Valadao dari California.
Usai DPR sepakat pemakzulan, proses berikutnya yaitu dibawa ke Senat. Nantinya, Senat akan melakukan persidangan untuk mengusut dugaan pelanggaran tingkat tinggi yang dilakukan Donald Trump.
Usulan pemakzulan ini berawal dari kericuhan di Gedung Capitol Hill pada pekan lalu. Massa pendukung Trump yang tak puas dengan hasil Pilpres AS kemudian menyerbu gedung tersebut. Enam orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan ini.
Kubu Demokrat menuding kericuhan terjadi akibat pidato Donald Trump sehari sebelumnya. Demokrat menilai pidato Trump provokatif dan menyulut emosi pendukungnya hingga berani membuat kericuhan di Gedung Capitol
“Kami tahu bahwa Presiden Amerika Serikat menghasut pemberontakan ini, pemberontakan bersenjata melawan negara kita bersama. Dia harus pergi, dia jelas menghadirkan bahaya bagi negara kita,” kata Ketua DPR dari kubu Demokrat, Nancy Pelosi, di Gedung DPR AS, Rabu (13/1) waktu setempat.
Donald Trump membantah telah menyampaikan pidato yang membuat pendukungnya melakukan kekerasan di Gedung Capitol Hill. Trump pidato pada 5 Januari, kemudian pendukungnya menyerbu Gedung Capitol Hill, 6 Januari.
“Mereka telah memahami pidato saya, kata-kata saya, kalimat terakhir saya,” kata Trump. n SB/AFP/P-4
Submit a Comment