Zelenskyy: Orban Tidak Bisa Menjadi Mediator Ukraina-Russia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Foto: AFP/JijiKYIV- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada hari Senin (8/7) bahwa Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban tidak dapat menengahi Russia dan Ukraina untuk mengakhiri perang selama 28 bulan, tugas yang menurutnya hanya dapat dilakukan oleh kekuatan dunia seperti Tiongkok, AS, atau Uni Eropa.
Minggu lalu, Orban mengunjungi Kyiv dan Moskow untuk berunding dan bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada hari Senin (8/7), menggambarkan perjalanan tak terduga ke Beijing sebagai bagian ketiga dari "misi perdamaian".
Saat para pemimpin dunia bersiap menuju pertemuan punak NATO di Washington yang dimulai pada hari Selasa (9/7), Zelenskyy mengatakan hanya negara dengan ekonomi kuat atau negara dengan angkatan bersenjata yang jauh lebih kuat daripada Russia yang dapat mengelola tugas mediasi.
"Apakah ada banyak negara seperti itu di seluruh dunia? Tidak banyak. Saya yakin AS dan Tiongkok adalah negara-negara seperti itu. Dan Uni Eropa, bukan satu negara, tetapi seluruh Uni Eropa. Ini benar-benar bisa menjadi misi perantara," kata Zelenskyy dalam konferensi pers saat berkunjung ke negara tetangga Polandia.
Zelenskyy mengatakan negosiasi Orban dengan Putin, yang memicu teguran di dalam Uni Eropa, tidak dikoordinasikan dengan Kyiv.
"Sekalipun (Putin) bertemu dengan negara tertentu, ini tidak berarti dia ingin mengakhiri perang," katanya.
Kyiv tetap terbuka terhadap usulan dari negara lain tentang cara membentuk jalan menuju perdamaian, tetapi usulan tersebut harus selaras dengan visi Ukraina, khususnya rencana perdamaian 10 poin, tambah Zelenskyy.
Ukraina berharap dapat menyelenggarakan pertemuan puncak internasional kedua untuk mempertimbangkan usulan perdamaiannya akhir tahun ini. Tiongkok, yang memiliki hubungan dekat dengan Moskow, tidak menghadiri pertemuan pertama pada bulan Juni.
Russia telah mempromosikan rencana perdamaian enam poin yang dikeluarkannya dengan Brazil pada bulan Mei, mengusulkan konferensi perdamaian internasional "pada waktu yang tepat" dan menyerukan partisipasi yang setara oleh Ukraina dan Russia.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: AFP
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia