Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Pemerintah

WNI di Inggris Diimbau Jaga Keamanan Diri di Tengah Kerusuhan

Foto : ISTIMEWA

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, Inggris.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, Inggris, mengeluarkan imbauan kepada WNI di Inggris Raya dan Irlandia untuk senantiasa menjaga keamanan diri menyusul terjadinya protes dan kerusuhan akibat insiden penikaman di Kota Southport, akhir Juli lalu.

KBRI menyatakan kerusuhan telah terjadi di Kota Sunderland pada 2 Agustus lalu dan diperkirakan dapat meluas ke belasan kota lainnya di seantero Inggris.

"(Meminta WNI) mempertimbangkan urgensi serta meningkatkan kewaspadaan, khususnya jika harus bepergian atau beraktivitas di luar rumah," menurut pernyataan KBRI London yang disiarkan melalui media sosialnya, Minggu (4/8).

Seperti dikutip dari Antara, WNI di Inggris diminta untuk menghindari kerumunan dan tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat berhimpunnya massa atau kelompok demonstran. KBRI juga meminta WNI mengikuti petunjuk dan arahan otoritas setempat serta terus memantau komunikasi dari KBRI melalui media sosial ataupun komunitas WNI setempat.

Nomor Darurat

Sejumlah kontak yang dinyatakan KBRI London tersedia untuk dihubungi dalam keadaan darurat di antaranya nomor darurat setempat 112 atau 999 ataupun saluran kekonsuleran KBRI +447795105477 atau +447425648007.

Pada Senin (29/7) lalu, tiga remaja perempuan tewas dan beberapa orang lainnya kritis setelah diserang di klub tari anak-anak di Southport, Inggris. Polisi Inggris bertindak cepat dengan menangkap si pelaku, seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun, pada 1 Agustus 2024.

Namun, insiden tersebut telanjur memicu protes massal dan bentrokan setelah muncul laporan bahwa pelaku penikaman adalah seorang pengungsi, sehingga memicu provokasi berbau SARA.

Badan penegak hukum Inggris menuduh ormas Liga Pertahanan Inggris (EDL) yang berhaluan kanan ekstrem dan anti-Islam memprovokasi protes. Sementara itu, beberapa media di negara tersebut justru melaporkan bahwa Russia berada di balik kerusuhan itu.

Beberapa masjid pun diincar oleh para perusuh dan dilaporkan telah menerima ancaman serangan terarah melalui telepon.

Menurut The Independent, merespons peningkatan kasus kekerasan, Dewan Muslim Inggris (MCB) berencana supaya masjid-masjid menyewa staf keamanan profesional, memperkuat pintu dan jendela, serta memastikan kamera CCTV berfungsi dengan baik.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top