Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 28 Apr 2023, 00:00 WIB

WHO Sambut Baik Gencatan Senjata di Sudan

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus

Foto: FABRICE COFFRINI / AFP

JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyambut baik disepakatinya gencatan senjata di Sudan, dan mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk sepenuhnya menghormati gencatan senjata tersebut. "Pertumpahan darah yang kita lihat selama 10 hari terakhir di Sudan memilukan," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Ghebreyesus, dalam pengarahan pers di Jenewa, Rabu (26/4).

Seperti dikutip dari Antara, Tedros mengatakan kekerasan yang berlangsung selama pertempuran antara tentara Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Khartoum dan sekitarnya, sangat merugikan sektor kesehatan.

Pada Senin (24/4), kedua pihak menyepakati gencatan senjata selama tiga hari untuk menghentikan kekerasan yang meningkat di negara Afrika Timur itu.

Tedros memperkirakan lebih banyak kematian akan disebabkan oleh wabah, kurangnya akses ke makanan dan air, serta gangguan terhadap layanan kesehatan penting, termasuk imunisasi.

"WHO memperkirakan seperempat nyawa yang hilang sejauh ini seharusnya bisa diselamatkan dengan adanya akses ke pengendalian pendarahan dasar... tetapi paramedis, perawat, dan dokter tidak bisa mengakses warga sipil yang terluka, begitu pun sebaliknya, warga sipil tidak bisa mengakses layanan kesehatan," ujar Tedros.

Di Ibu Kota Khartoum, kata dia, tercatat 61 persen fasilitas kesehatan tutup dan hanya 16 persen yang bisa beroperasi normal.

Akses Fasilitas Kesehatan

Dia menyebut banyak pasien penderita penyakit kronis, seperti ginjal, diabetes, dan kanker tidak bisa mengakses fasilitas kesehatan atau mendapatkan obat yang mereka butuhkan.

Selain itu, diperkirakan 24.000 perempuan akan melahirkan dalam beberapa pekan ke depan tanpa akses ke layanan ibu hamil dan melahirkan. Tedros pun mengungkapkan bahwa 50.000 anak sangat berisiko karena program gizi ditangguhkan.

Pemadaman listrik membuat beberapa stok darah yang tersisa di Bank Darah Pusat terancam tidak dapat digunakan. WHO mencatat delapan kematian akibat 16 serangan terhadap sektor kesehatan di Sudan.

Saat menyampaikan keprihatinannya atas laboratorium kesehatan masyarakat yang diduduki oleh salah satu pihak dalam konflik di Sudan, Tedros memperingatkan bahwa mereka yang menguasai laboratorium tersebut bisa secara tidak sengaja terpapar patogen yang tersimpan di dalamnya.

Sementara tentang staf WHO di Sudan, Tedros mengatakan bahwa mereka telah dipindahkan ke lokasi yang aman, tetapi badan kesehatan PBB itu berencana melanjutkan operasinya sebaik mungkin.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Eko S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.