WHO Pertimbangkan Pembentukan Komite Darurat Mpox
Mpox pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.
Foto: ISTIMEWAJENEWA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom, pada Minggu (4/8), mengatakan WHO sedang mempertimbangkan untuk membentuk komite ahli guna yang akan menilai apakah wabah mpox yang berkembang di Afrika harus dinyatakan sebagai keadaan darurat internasional.
Dikutip dari The Straits Times, Tedros mengatakan badan kesehatan PBB dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, antara lain meningkatkan respons mereka terhadap wabah tersebut.
"Ketika jenis mpox yang lebih mematikan menyebar ke banyak negara Afrika, WHO, CDC Afrika, pemerintah daerah, dan mitra terus meningkatkan respons untuk menghentikan penularan penyakit," kata Tedros di platform media sosial X.
Namun, diperlukan lebih banyak pendanaan dan dukungan untuk respons yang komprehensif.
"Saya sedang mempertimbangkan untuk mengadakan komite darurat Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) untuk memberi tahu saya apakah wabah mpox harus dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," ujarnya.
Kerangka Kerja
PHEIC merupakan peringatan tertinggi yang dapat disampaikan oleh WHO. Tedros, sebagai Direktur Jenderal WHO, dapat mengumumkan keadaan darurat tersebut atas saran komite. PHEIC adalah kerangka kerja yang mengikat secara hukum untuk menanggapi keadaan darurat kesehatan masyarakat.
Sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, mpox adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia oleh hewan yang terinfeksi yang juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak fisik yang dekat.
Mpox pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Wabah mpox global dua tahun lalu menyebabkan WHO mengumumkan PHEIC, yang berlangsung dari Juli 2022 hingga Mei 2023.
Sebelumnya, virus mpox atau cacar monyet, sedang menyebar ke banyak negara di Benua Afrika dengan Republik Afrika Tengah (CAR) dan Kenya menjadi dua negara terbaru yang melaporkan kasus penyakit sangat menular, yang menyebar melalui kontak dekat ini.
Dalam pernyataan pada Rabu, Kementerian Kesehatan Kenya mengonfirmasi kasus mpox pertama di negara itu, mengatakan kasus tersebut terdeteksi di titik perbatasan Taita Taveta dengan Tanzania.
Kementerian mengatakan virus itu terdeteksi pada seseorang yang bepergian dari Uganda ke Rwanda melalui Kenya.
Mpox adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini menyebabkan ruam dan gejala mirip flu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia