Vietnam Kutuk Serangan Brutal Tiongkok di LTS
Kapal Penjaga Pantai Tiongkok menggunakan kanon air ke kapal Vietnam pada Mei 2014 lalu. Pada Rabu (2/10), Vietnam memprotes perilaku brutal Tiongkok setelah terjadi serangan dengan kekerasan terhadap nelayan Vietnam di LTS.
Foto: AFP/VIETNAMESE FOREIGN MINISTRYHANOI - Kementerian Luar Negeri Vietnam pada Rabu (2/10) mengecam perilaku brutal Tiongkok setelah terjadi serangan dengan kekerasan terhadap nelayan Vietnam di Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang disengketakan.
10 nelayan Vietnam dilaporkan mengalami luka-luka setelah dipukuli dengan tongkat besi dan ikan serta peralatan penangkap ikan senilai ribuan dollar dirampas pada Minggu (29/9) lalu di lepas pantai Kepulauan Paracel, sebuah kepulauan di jalur perairan kaya sumber daya yang diklaim oleh Tiongkok, Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei.
"Vietnam sangat prihatin, geram, dan dengan tegas memprotes perilaku brutal oleh pasukan penegak hukum Tiongkok terhadap nelayan dan kapal penangkap ikan Vietnam yang beroperasi di Kepulauan Hoang Sa (Paracel) di Vietnam," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam, Pham Thu Hang, dalam sebuah pernyataan.
"Kami telah melayangkan protes keras kepada Kedutaan Besar Tiongkok di Hanoi dan menuntut agar Tiongkok menghormati kedaulatan Vietnam, menyelidiki insiden tersebut, dan menghentikan tindakan seperti itu lebih lanjut. Tindakan pasukan penegak hukum Tiongkok di atas secara serius melanggar kedaulatan Vietnam atas kepulauan tersebut," imbuh dia.
Surat kabar milik pemerintah Vietnam,Tien Phong, melaporkan pada Selasa (1/10) bahwa para nelayan mengatakan sekitar 40 orang dari kapal asing telah menyerang dan memukuli mereka dengan tongkat besi selama 3 jam.
"Empat nelayan Vietnam dari Kota Quang Ngai di Vietnam tengah dirawat di rumah sakit karena luka serius pada Senin (30/9)," laporVietnamNetpada Selasa.
Surat kabar tersebut mengutip pernyataan kapten kapalQNg 95739 TSbernama Nguyen Thanh Bien yang menggambarkan bahwa kedua kapal yang menyerangnya memiliki nomor lambung 101 dan 301.
"Pada pagi hari tanggal 29 September saat beroperasi di lautan, mereka melihat sebuah kapal asing yang diidentifikasi sebagai nomor 301 mengejar mereka. Merasakan adanya bahaya, Bien memerintahkan awak kapal untuk kembali ke Pelabuhan Sa Ky (di Kota Quang Ngai).
Namun, sebuah kapal asing tambahan dengan nomor 101 ikut mengejar, mengerahkan tiga kapal yang lebih kecil untuk mengepung mereka," laporVietnamNet.
Dalam insiden terpisah pada Minggu, surat kabarTien Phongmengatakan sebuah kapal nelayan Vietnam lainnya yang sedang berlayar di Paracel juga telah dirampok peralatan dan tangkapan ikannya yang senilai 12.200 dollar AS.
Berhasil Diidentifikasi
Seorang pakargeoint.asiadan Laut Tiongkok Selatan, Duan Dang, kemudian berhasil mengidentifikasi dua kapal yang menyerang nelayan Vietnam tersebut yaitu kapal milik pemerintah Tiongkok, Sansha Zhifa 101 dan Sansha Zhifa 301.
Menanggapi insiden tersebut, Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada Selasa mengatakan bahwa kapal-kapal nelayan Vietnam telah menangkap ikan tanpa izin Beijing, sehingga otoritas Tiongkok mengambil tindakan untuk menghentikan mereka. "Operasi di lokasi berlangsung profesional dan terkendali, dan tidak ditemukan adanya korban luka," kata kementerian itu.
Saat ini Beijing mengklaim hampir seluruh LTS, jalur perairan yang sangat penting secara strategis, yang dilalui oleh perdagangan senilai triliunan dollar setiap tahunnya. Walau ada klaim tandingan terhadap sebagian laut tersebut dari negara-negara tetangga, termasuk Vietnam, akan tetapi Tiongkok ternyata semakin agresif dalam menegaskan klaimnya di wilayah tersebut.
"Penegasan klaim maritim Tiongkok kian semakin keras. Kapal-kapal penegak hukumnya telah berubah menjadi pasukan paramiliter dengan wewenang untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk memaksa negara-negara tetangganya agar tunduk," ungkap Raymond Powell, pendiri dan direktur SeaLight, sebuah proyek yang memantau aktivitas di LTS.
- Baca Juga: Malaysia lanjutkan pencarian MH370
- Baca Juga: Russia Tidak Ingin Damai, Eropa Harus Dukung Ukraina
Pertikaian kapal Tiongkok dengan nelayan Vietnam ini terjadi ketika Beijing juga terlibat dalam sengketa teritorial lainnya di LTS dengan Filipina.AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
Berita Terkini
- Kekalahan yang Menyesakkan Dada, Indonesia Gagal Melaju Ke Semifinal ASEAN Cup 2024
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025