
Utang Tidak Produktif BLBI, Miskinkan 270 Juta Rakyat

Manajer Riset Seknas Fitra, Badiul Hadi - Pemerintah harus berhenti mengambil jalan pintas memenuhi kebutuhan pangan melalui impor, sementara potensi pangan dalam negeri belum dioptimalkan.
Kebijakan membiarkan obligasi rekap Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (OR BLBI) tetap melekat di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang secara bunga berbunga harus dibayar 400 triliun rupiah per tahun memaksa Pemerintah harus menarik utang yang tidak produktif. Sebab, utang yang ditarik untuk membayar bunga utang ke para konglomerat.
Utang yang tidak produktif untuk membayar bunga OR BLBI itulah yang memiskinkan 270 juta rakyat Indonesia.
Manajer Riset Seknas Fitra, Badiul Hadi di Jakarta, Senin (3/10) mengatakan persoalan subsidi oleh negara kepada para konglomerat penerima BLBI seharusnya dihentikan. Hal itu agar negara fokus membiayai berbagai program penguatan perekonomian rakyat.
"Jangan lagi kita membayar bunga dengan utang baru, sampai berapa lama kita bisa lakukan. Indonesia sekarang dipaksa hanya bisa keluarkan green bond sehingga 6 GW batubara nganggur," katanya.
Selain kesalahan dari krisis moneter lalu, selama era reformasi juga Pemerintah sangat bergantung pada impor, terutama pangan dan energi. Dua komoditas ini, sekarang harganya di pasar global melonjak tajam.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya