Selasa, 18 Mar 2025, 16:09 WIB

UMKM Raup Cuan Besar, Business Matching Kemendag Bukukan Transaksi Rp57,66 Miliar

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat menghadiri Road to CAEXPO UMKM Bisa Ekspor ke China di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (17/3/2025).

Foto: ANTARA/HO-Kemendag

JAKARTA - Business Matching adalah kegiatan yang mempertemukan pelaku usaha, investor, atau pemangku kepentingan dalam suatu industri dengan tujuan membangun kerja sama bisnis, investasi, atau kemitraan strategis.

Business matching sering dilakukan dalam acara pameran dagang, forum investasi, atau event bisnis internasional.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat penjajakan bisnis (business matching) antara pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan para pembeli mancanegara menghasilkan transaksi sebesar 3,55 juta dolar AS atau senilai Rp57,66 miliar pada Februari 2025.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut nilai transaksi ini terdiri atas pesanan pembelian (purchase order/PO) sebesar 1,80 juta dolar AS dan potensi transaksi 1,75 juta dolar AS.

Menurut dia, hasil capaian kali ini menunjukkan bawa produk-produk UMKM yang berkualitas dan berdaya saing mampu menarik perhatian pasar global.

"Fasilitasi business matching Kemendag selama Februari 2025 berhasil mencatatkan transaksi sebesar 3,55 juta dolar AS. Besarnya hasil transaksi menunjukkan minat pembeli mancanegara terhadap produk Indonesia, dalam hal ini hasil produksi UMKM," kata Budi dalam keterangan di Jakarta, Selasa (18/3).

Nilai transaksi terbesar dihasilkan melalui penjajakan dengan pembeli dari Jepang sebesar 1,16 juta dolar AS untuk produk perikanan. Kemudian, diikuti pembeli dari Arab Saudi sebesar 766 ribu dolar AS untuk produk makanan dan minuman olahan.

Kemendag mencatat, telah dilakukan 74 penjajakan bisnis selama Februari 2025. Kegiatan tersebut terbagi menjadi 51 presentasi produk UMKM dengan perwakilan perdagangan RI di luar negeri (pitching) dan 23 pertemuan dengan pembeli mancanegara. Terdapat 16 pembina UMKM yang mendampingi para UMKM peserta.

Untuk Februari 2025, terdapat 302 UMKM yang turut serta dalam penjajakan bisnis. Produk-produk dari UMKM yang dilakukan penjajakan selama kegiatan Februari 2025, antara lain, makanan dan minuman, produk perikanan, furnitur, modest fashion, alat musik, dekorasi rumah (home decor), kopi, dan animasi.

Penjajakan bisnis pun berhasil mempertemukan para UMKM tersebut dengan lebih dari 25 pembeli mancanegara dari 15 negara mitra dagang.

Sementara itu, untuk periode Januari-Februari 2025, tercatat telah digelar 146 penjajakan bisnis. Kegiatan tersebut terdiri atas 91 pitching dan 55 pertemuan dengan pembeli internasional.

Penjajakan bisnis telah mempertemukan UMKM dengan pembeli dari 33 negara mitra. Tercatat transaksi kumulatif sebesar 8,77 juta dolar AS atau senilai Rp142,44 miliar.

Penjajakan bisnis merupakan implementasi salah satu program prioritas Kemendag, yaitu Peningkatan UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor). Para pelaku usaha, khususnya UMKM, dipertemukan dengan para pembeli mancanegara melalui berbagai sesi penjajakan maupun pameran yang difasilitasi Kemendag.

Para perwakilan perdagangan RI di luar negeri juga membuka sesi presentasi produk bagi UMKM yang ingin memperkenalkan produk mereka ke berbagai negara tujuan ekspor.

"Kemendag akan terus memfasilitasi penjajakan bisnis UMKM dengan pembeli mancanegara sepanjang 2025. Hal ini lah komitmen Kemendag untuk mendorong ekspor melalui UMKM BISA Ekspor," ujar Budi.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: