UE Perlu Gandakan Investasi untuk Penuhi Target Iklim
Asap keluar dari cerobong pembangkit listrik tenaga gas pada sebuah pabrik metalurgi yang memproduksi baja dan produk industri pengolahan di Duisburg, Jerman, beberapa waktu lalu.
Foto: AFP/INA FASSBENDERBRUSSELS - Konsorsium penelitian Observatorium Netralitas Iklim Eropa (ECNO), pada hari Selasa (2/7), mengatakan Uni Eropa (UE) perlu menggandakan target investasi untuk memenuhi target iklim 2030. ECNO memperingatkan laju tindakan dari Uni Eropa mewujudkan aksi mencapai target iklim harus dipercepat.
Dikutip dari Euractiv, mencapai target iklim 2030 sangat penting bagi kemampuan UE untuk mencapai sasaran ambisius berupa emisi gas rumah kaca nol bersih pada tahun 2050 dan mengakhiri kontribusinya terhadap pemanasan global.
"Ada tanda-tanda kemajuan yang menjanjikan dalam dekarbonisasi pembangkitan dan industri listrik, dan penerapan teknologi bersih, namun kemajuan saat ini secara keseluruhan masih terlalu lambat," kata ECNO, yang memantau kemajuan UE menuju netralitas karbon.
Kelompok tersebut memperingatkan kurangnya pendanaan iklim memperlambat transisi. Tanpa adanya perubahan dalam keuangan dan realisasi investasi yang diperlukan, transisi bisa gagal. Laporan ini mengacu pada data tahun 2022, ketika invasi Russia ke Ukraina mendorong UE ke dalam krisis energi.
Kekurangan Investasi
Tahun itu, UE mencatat kekurangan investasi sebesar 406 miliar euro untuk sektor energi, bangunan, dan transportasi saja dibandingkan dengan apa yang dibutuhkan untuk memenuhi target iklim 2030.
UE telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sedikitnya 55 persen pada tahun 2030 dibandingkan dengan tingkat tahun 1990. Agar selaras dengan tujuan iklimnya, investasi tahunan di sektor tersebut perlu berlipat ganda menjadi 800 miliar euro.
"Itulah tantangan berikutnya bagi Komisi UE yaitu rencana investasi jangka panjang untuk mengatasi kesenjangan investasi," kata rekan penulis laporan Clara Calipel, dari Institut Ekonomi Iklim.
Analisis tersebut membandingkan kebutuhan investasi dengan apa yang dibelanjakan oleh rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah di 27 negara anggota UE pada tahun 2022.
Pada tahun yang sama, subsidi bahan bakar fosil meningkat tiga kali lipat dari level tahun 2021 hingga mencapai 190 miliar euro, karena pemerintah berupaya mendukung rumah tangga dan perusahaan yang menghadapi kenaikan harga energi.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia