Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Adat Istiadat

Tradisi Sambut Ramadan di Jabar

Foto : FOTO-FOTO: KORAN JAKARTA/TEGUH RAHARDJO
A   A   A   Pengaturan Font

Nah ada hal unik pula yang dilakukan di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, di kawasan Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon itu. Setiap salat Jumat, lantunan azan tidak dilakukan hanya satu orang, melainkan tujuh orang sekaligus secara bersamaan, yang dikenal dengan tradisi azan pitu.

Ketujuh muazin atau juru azan sudah bersiap di saf atau barisan khusus yang berada di ruang utama Masjid Agung. Mereka mengenakan pakaian khusus. Enam orang muazin mengenakan jubah berwarna hijau dan sorban putih. Sedangkan satu orang berjubah putih dan bersorban hitam yang menjadi pemimpinnya. Jubah ini harus dikenakan setiap melantunkan azan pitu sebagai penanda dan pembeda dengan jemaah lainnya.

Meski dilakukan tujuh orang secara bersamaan, lantunan azan pitu tetap terdengar baik. Panjang pendek nada azan ke tujuh muazin azan pitu ini terdengar seirama.

Untuk diketahui, azan pitu pertama kali dilakukan pada zaman Sunan Gunung Jati, Syekh Syarif Hidayatullah. Tujuannya untuk mengusir wabah penyakit yang saat itu menyerang warga Cirebon. Saat ini tradisi itu tetap dijaga dengan baik, terlebih saat Ramadan. tgh/R-1

Membersihkan Makam Leluhur

Datang berziarah dan membersihkan makam selalu dilakukan warga menjelang Ramadan. Apalagi di makam sesepuh atau situs sejarah. Misalnya kegiatan ngikis di situs sejarah Ciung Wanara, Karangkamulyan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top