Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
WAWANCARA

Toeti Heraty Noerhadi Roosseno

Foto : KORAN JAKARTA/Muhaimin A. Untung
A   A   A   Pengaturan Font

Kalau buku puisi saya tidak banyak. Saya banyak membuat antologi, misalkan Seserpih Pinang Sepucuk Sirih (khusus puisi wanita), Manifestasi Indonesia Belanda, dan beberapa kumpulan puisi lain. Ada prosa lirik, Calon Arang dan prosa lirik lain. Ada buku Berpijak pada Filsafat, Tentang Manusia Indonesia, Hidup Matinya Sang Pengarang. Saya rasa, lebih dari 10 buku yang saya tulis, tidak hanya puisi. Kalau buku puisi, saya tidak terlalu banyak. Menulis puisi itu tidak bisa dipaksakan.

Siapa yang paling mendukung karier selama ini?

Saya kira banyak orang yang mendukung. Akan tetapi, bapak saya mengatakan kalau saya ini membingungkan. Sebab dari kedokteran ke psikologi, dari psikologi ke filsafat, belum lagi menulis. Bapak saya berpesan, apa pun yang kau lakukan, pasti kau tahu apa yang terbaik untukmu. Secara moril, dukungan itu sudah tanpa syarat. Itu sangat mendukung. Yang penting bagi saya kebebasan jiwa dan kepuasan batin.

Usia Anda kini sudah senja, apakah ilmu-ilmu yang Anda miliki kini sudah diregenerasikan ke anak atau ke generasi kekinian?

Saya sudah mencoba, tapi tidak sempurna. Misalnya, menyusun suatu buku Berpijak pada Filsafat, yang saya kumpulkan dari 35 disertasi mahasiswa filsafat yang saya bimbing. Itu saya anggap sebagai regenerasi dan lain sebagainya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top