Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

Tiongkok Merupakan Peluang Ekonomi, Bukan Ancaman Bagi AS

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Washington mengumumkan pada tanggal 5 September pengetatan lebih lanjut terhadap kontrol atas ekspor teknologi canggih dalam suatu tindakan yang menargetkan raksasa Asia. Pada bulan Mei, AS juga mengumumkan kenaikan bea masuk empat kali lipat terhadap kendaraan listrik impor Tiongkok.

Meskipun terjadi ketegangan perdagangan dan diplomatik, menurut Gedung Putih, kedua pihak telah mulai mempersiapkan kemungkinan panggilan telepon dalam beberapa minggu mendatang antara Presiden AS, Joe Biden, dan pemimpin Tiongkok, Xi Jinping.

Sebelumnya, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, meyakinkan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, bahwa negaranya ingin hubungan yang stabil dengan AS. Presiden Xi menunjukkan kebijakan Tiongkok terhadap AS sangat konsisten, meski terjadi perubahan besar di kedua negara, tapi komitmen Tiongkok terhadap tujuan hubungan Tiongkok-AS yang stabil, sehat dan berkelanjutan tidak berubah. Presiden Xi mengatakan dunia terus berubah dan bergejolak sehingga negara-negara membutuhkan solidaritas dan koordinasi, bukan perpecahan atau konfrontasi. "Orang-orang menginginkan keterbukaan dan kemajuan, bukan aksi pengucilan atau kemunduran.

Sebagai dua negara besar, Tiongkok dan Amerika Serikat harus bertanggung jawab atas sejarah, rakyat, dan dunia, serta harus menjadi sumber stabilitas bagi perdamaian dunia dan pendorong bagi pembangunan," ungkap Xi. Presiden Xi menyebut isu nomor satu yang harus dibangun Tiongkok dan AS sebagai dua negara besar adalah mengembangkan persepsi strategis yang tepat.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top