Tiongkok Tingkatkan Kesiapan Tempur di Scarborough Shoal
Sebuah jet tempur Su-30 dari Komando Armada Wilayah Selatan Tiongkok terbang di atas Scarborough Shoal di LTS pada Minggu (29/12). Pada Minggu, Kementerian Pertahanan Tiongkok mengumumkan Beijing telah menggelar latihan kesiapan tempur berskala besar di s
Foto: China’s Southern Theater CommandMANILA - Komando Armada Wilayah Selatan militer Tiongkok telah menggelar latihan kesiapan tempur berskala besar di sekitar Scarborough Shoal yang disengketakan di Laut Tiongkok Selatan (LTS), demikian ungkap kementerian pertahanan di Beijing.
Personel dari angkatan laut dan angkatan udara Tiongkok, serta penjaga pantai, mengambil bagian dalam latihan yang digelar pada Minggu (29/12) di gugusan terumbu karang yang oleh Tiongkok disebut sebagai Huangyan Dao, dengan kapal pengintai laut Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) terlihat di wilayah tersebut.
Kementerian tersebut mengatakan bahwa sejak awal bulan, Komando Armada Wilayah Selatan telah mengorganisir pasukan angkatan laut dan angkatan udaranya untuk terus memperkuat patroli maritim dan wilayah udara di sekitar beting tersebut.
Scarborough Shoal dikenal di Filipina sebagai Bajo de Masinloc, dan berada di dalam zona ekonomi eksklusifnya, hanya 125 mil laut (232 kilometer) dari pulau utama Filipina, Luzon.
Dalam sebuah klip video yang dirilis oleh Komando Armada Wilayah Selatan Tiongkok, beberapa pesawat militer termasuk dua jet tempur Su-30, pesawat pengebom H-6K dan pesawat angkut Shaanxi Y-8, terlihat terbang di atas terumbu karang, sementara setidaknya tiga kapal angkatan laut yang dipimpin oleh kapal perusak besar Tipe 055 berbobot 11.000 ton, Xianyang, juga terlihat di sana.
“Ini adalah upaya Tiongkok untuk unjuk kekuatan dan membuat pernyataan tentang klaim kedaulatan teritorialnya atas Scarborough Shoal,” ujar Ray Powell, analis maritim AS dan direktur proyek SeaLight di Stanford University.
“Melihat tahun 2024 secara keseluruhan, kami telah melihat Tiongkok mengeluarkan kebijakan baru yang memungkinkan penjaga pantainya untuk menahan pelanggar perbatasan hingga 60 hari dan menetapkan garis dasar lurus di sekitar Scarborough Shoal untuk memperkuat kasusnya bahwa itu adalah wilayah Tiongkok,” imbuh Powell, seraya menambahkan bahwa Beijing juga telah meningkatkan kehadiran pasukan penjaga pantai dan milisi maritimnya secara teratur untuk mendorong penjaga pantai dan patroli perikanan Filipina semakin menjauh, dan meningkatkan kehadiran militernya.
“Beijing menunjukkan kekuatan nyata di balik klaim kedaulatan yang tak terbantahkan atas beting tersebut,” tegas dia.
Pantau Latihan
Dalam keterangannya, Powell juga menyebut kehadiran kapal pengawas laut Komando Lintas Laut Militer AS, USNS Victorious, untuk berpatroli di dekatnya, tampaknya untuk memantau latihan Tiongkok.
“Saya tidak berpikir kita bisa memastikannya, tetapi tampaknya sangat tepat waktu. Saya tidak bisa memikirkan alasan lain mengapa kapal itu berada di sana pada saat itu kecuali untuk mengawasi latihan Tiongkok,” ucap dia.
AS adalah sekutu perjanjian Filipina dan telah berulang kali mengutuk agresi Tiongkok di perairan yang diklaim sebagai bagian terbesar oleh Tiongkok. Klaim Tiongkok ditolak oleh pengadilan internasional pada tahun 2016 dan sedang diperdebatkan oleh negara-negara pesisir lainnya.
Manila belum menanggapi aktivitas terbaru Beijing, tetapi kepala angkatan bersenjata Filipina mengatakan pada bulan ini bahwa Tiongkok telah meningkatkan kehadirannya di Laut Filipina Barat, mengacu pada wilayah LTS yang berada di bawah yurisdiksi Filipina.
Jenderal Romeo Brawner Jr, kepala angkatan bersenjata Filipina, mengatakan bahwa pihaknya telah mengadopsi akronim untuk kegiatan Tiongkok di wilayah tersebut dengan ICAD, atau tindakan ilegal, pemaksaan, agresif, dan mengganggu, alih-alih kegiatan zona abu-abu.
Taktik zona abu-abu adalah tindakan agresif yang membahayakan keamanan suatu negara tetapi masih di bawah ambang batas perang dan oleh karena itu sulit untuk ditanggapi.
Strategi baru militer Filipina adalah untuk membangun kehadiran yang efektif di Laut Filipina Barat dengan pendekatan seluruh bangsa, dengan semua sektor masyarakat mengambil bagian dalam strategi maritim,” demikian menurut Brawner.
Sementara Powell mengatakan bahwa Filipina memang tidak memiliki kemampuan maritim untuk secara langsung menantang kontrol efektif Tiongkok atas Scarborough Shoal.
“Filipina harus mengajukan kasusnya di panggung internasional bahwa tindakan Tiongkok telah melanggar hukum internasional dengan menolak akses nelayan Filipina ke kawasan terumbu karang tersebut,” ungkap dia. RFA/I-1
Berita Trending
- 1 Batas Baru Bunga Harian Pinjaman Online Mulai Diberlakukan, Catat Perubahannya
- 2 Kemenag: Biaya Haji 2025 di Kisaran Rp80 Jutaan
- 3 Presiden Resmi Umumkan PPN 12 Persen, Berlaku 1 Januari 2025
- 4 Prabowo dan Sri Mulyani Tiba di Kantor Kemenkeu di Tengah Rencana PPN Naik
- 5 Kalah di Beberapa Daerah pada Pilkada 2024, Golkar Akan Evaluasi Kinerja Partai
Berita Terkini
- KAI Sumbar Layani 92.710 Penumpang saat Libur Natal dan Tahun Baru
- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Polewali Mandar Kenalkan Dunia Literasi kepada Anak Usia Dini
- Kulkas Empat Pintu Berkapasitas Besar Dukung Tren Meal Preparation
- Semua Partai Bisa Ajukan Calon Presiden
- Berkebun di Dalam Ruang Kini Tak Lagi Masalah