Tiongkok Desak Filipina Kembali Tempuh Jalan Damai
Menteri Pertahanan Filipina. Gilberto Teodoro
Foto: AFP/Jam Sta RosaBEIJING – Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada Kamis (26/12) mendesak Filipina untuk kembali menempuh jalan damai, dengan mengatakan keputusan Manila untuk menempatkan sistem misil jarak menengah buatan Amerika Serikat (AS) dalam latihan militer hanya akan membawa risiko perlombaan senjata di kawasan.
Sistem misil Typhon buatan AS, yang dapat dilengkapi dengan misil jelajah yang mampu menyerang target Tiongkok, didatangkan untuk dipergunakan pada latihan militer bersama pada awal tahun 2024 lalu.
Sebelumnya pada 23 Desember, Kepala Angkatan Darat Filipina, Letnan Jenderal Roy Galido, mengatakan bahwa Filipina juga berencana untuk membeli sistem misil jarak menengahnya sendiri.
Persaingan antara Tiongkok dan Filipina telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir akibat klaim mereka yang bersaing di Laut Tiongkok Selatan (LTS).
Sebagai sekutu perjanjian lama, Manila dan Washington DC, juga telah memperdalam hubungan militer yang semakin meningkatkan ketegangan.
"Dengan bekerja sama dengan AS dalam memperkenalkan Typhon, pihak Filipina telah menyerahkan keamanan dan pertahanan nasionalnya kepada pihak lain dan menimbulkan risiko konfrontasi geopolitik dan perlombaan senjata di kawasan, yang menimbulkan ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan regional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning.
"Kami sekali lagi menasihati pihak Filipina bahwa satu-satunya pilihan yang tepat untuk menjaga keamanannya adalah dengan mematuhi otonomi strategis, hubungan bertetangga yang baik, dan pembangunan yang damai," imbuh dia kepada wartawan dalam konferensi pers rutin, seraya mengatakan bahwa Tiongkok tidak akan pernah tinggal diam jika kepentingan keamanannya terancam.
Kecam Teodoro
Sementara itu pada 24 Desember lalu, Menteri Pertahanan Filipina, Gilberto Teodoro, mengatakan penempatan misil Typhon untuk latihan bersama adalah sah, legal, dan tidak tercela.
“Filipina memiliki hak untuk mengizinkan penempatan sistem misil AS di negaranya meskipun Tiongkok terus menentangnya,” ucap Menhan Teodoro seperti dilaporkan oleh media Filipina.
Atas pernyataan Menhan Teodoro itu, pada Rabu (25/12) Tiongkok mengecamnya dengan menyebut pernyatan itu sebagai tuduhan tak berdasar yang dengan jahat menyerang Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa.
Sedangkan Kedutaan Besar Tiongkok di Manila mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pernyataan Teodoro itu penuh dengan bias ideologis, konfrontasi faksional, dan mentalitas perang dingin, seraya mendesak Manila untuk segera menarik penempatan sistem misil jarak menengah Typhon milik AS. ST/I-1
Berita Trending
- 1 Dorong Industrialisasi di Wilayah Transmigrasi, Kementrans Jajaki Skema Kerja Sama Alternatif
- 2 Tak Sekadar Relaksasi, Ini 7 Manfaat Luar Biasa Terapi Spa untuk Kesehatan
- 3 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 4 Industri Kosmetik Nasional Sedang 'Glowing', tapi Masyarakat Perlu Waspada
- 5 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
Berita Terkini
- TikTok Tutup, Warga AS Ramai-ramai Pindah ke RedNote, Apa Itu?
- TNI AU Sosialisasikan Pencegahan Virus HMPV di Lanud Husein Sastranegara
- PCO Tegaskan Program MBG Bebas Pungutan
- TikTok Terancam Ditutup, ByteDance Hadapi Batas Waktu Divestasi 19 Januari
- Yusril: Napi Bali Nine Jalani Rehabilitasi di Australia