TikTok Tutup, Warga AS Ramai-ramai Pindah ke RedNote, Apa Itu?
RedNote, Aplikasi berbagi video pendek dari Tiongkok.
Foto: WiredJAKARTA - TikTok akan ditutup dalam waktu kurang dari seminggu. Aplikasi Tiongkok lainnya bernama Xiaohongshu, atau RedNote, tiba-tiba popular di Amerika Serikat.
Jika ByteDance tidak menjual TikTok pada 19 Januari, aplikasi tersebut tidak akan didistribusikan melalui Apple App Store dan Google Play Store. Penyedia layanan internet juga akan diminta untuk memblokir aplikasi agar tidak dapat diakses oleh browser internet AS.
Pada Jumat (10/1) lalu, Mahkamah Agung AS mendengarkan argumen mengenai kemungkinan penutupan layanan tersebut.Namun menurut para ahli, pengadilan kemungkinan besar akan memutuskan untuk mengizinkan pelarangan TikTok diberlakukan berdasarkan keamanan nasional.
Menurut USA Today, aplikasi video pendek asal Tiongkok bernama Xiaohongshu atau RedNote dalam bahasa Inggris, saat ini menjadi aplikasi gratis teratas di Apple App Store. Warga AS beramai-ramai mencari alternatif dengan mengunduh aplikasi ini menjelang penutupan TikTok.
Apa itu RedNote?
RedNote diluncurkan pada tahun 2013 dan telah menjadi salah satu platform sosial dengan pertumbuhan tercepat di Tiongkok, dengan nilai lebih dari $17 miliar, menurut Financial Times.
Dikenal sebagai Xiaohongshu, yang diterjemahkan menjadi “buku merah kecil”, RedNote memiliki tata letak yang mirip dengan Pinterest dan sering digambarkan sebagai Instagram versi Tiongkok.
Menurut TechCrunch, fokus aplikasi pada konten jangka pendek, yang mirip dengan TikTok, telah membantunya menjadi alternatif yang layak.
Apa Masalahnya dengan TikTok?
TikTok dan perusahaan induknya yang berbasis di Tiongkok, ByteDance, berusaha memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden yang akan melarang aplikasi video pendek tersebut mulai 19 Januari, kecuali aplikasi tersebut menjual operasinya di AS karena masalah keamanan nasional.
Raksasa media sosial ini telah meminta Mahkamah Agung untuk menghentikan sementara larangan tersebut selama proses hukum.
Meskipun para hakim mendengarkan argumennya minggu lalu, keputusannya belum diumumkan.
Jika larangan tersebut berlaku Minggu depan, Apple dan Google tidak lagi dapat menawarkan pengguna baru untuk mengunduh TikTok, namun pengguna lama masih dapat mengakses aplikasi tersebut.
Pemerintah AS dan TikTok sepakat bahwa aplikasi tersebut akan mengalami penurunan kualitas dan pada akhirnya tidak dapat digunakan lagi seiring berjalannya waktu karena perusahaan tidak dapat menawarkan layanan dukungan.
Berita Trending
- 1 Dorong Industrialisasi di Wilayah Transmigrasi, Kementrans Jajaki Skema Kerja Sama Alternatif
- 2 Tak Sekadar Relaksasi, Ini 7 Manfaat Luar Biasa Terapi Spa untuk Kesehatan
- 3 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 4 Industri Kosmetik Nasional Sedang 'Glowing', tapi Masyarakat Perlu Waspada
- 5 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
Berita Terkini
- Manchester City Tawar Penyerang Eintracht Frankfurt, Omar Marmoush
- Musim Depan, Arsenal Targetkan Martin Zubimendi
- Ternyata Kurang Tidur Bisa Sebabkan Otak Menahan Banyak Kenangan Buruk
- Pemkot: Bangunan liar hingga sampah jadi penyebab banjir di Serang
- Kapolda Kepri instruksikan jajaran siaga bencana