Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Moneter

The Fed Dinilai Masih Perlu Menaikkan Bunga ke Level 4,5-5%

Foto : Sumber: Federal Reserve - afp
A   A   A   Pengaturan Font

"Inflasi masih terlalu tinggi, kita akan terus bergerak naik karena kita akan memahami bahwa suku bunga terminal tidak sedekat yang seharusnya," kata Daly.

Langkah Agresif

Pengamat Ekonomi dari Universitas Surabaya (Ubaya), Wibisono Hardjopranoto, mengatakan langkah the Fed dalam mempertahankan suku bunga acuan memang ciri khas hawkish atau cenderung konstraktif dengan harapan negara-negara lain termasuk Indonesia bersiap mengantisipasi dampaknya. "Sebetulnya langkah the Fed ini sudah bisa diduga karena sesuai dengan gaya hawkish-nya selama ini dalam mengatasi keadaan. Pengamat juga sudah banyak memprediksi.

Langkah agresif itu tentu berdampak pada hot money di banyak negara. Sekali lagi, ini menunjukkan hot money kurang bisa diandalkan dalam perekonomian karena sifatnya yang sangat liquid," katanya. Berbeda dengan Foreign Direct Investment (FDI) atau penanaman modal asing langsung yang akan berubah menjadi bisnis dan mempunyai banyak dampak ikutan positif seperti berjalannya supply and chain, penyerapan dan seterusnya.

Makanya, pemerintah harus mengembangkan iklim bisnis yang ramah investasi, supaya bisa terus berproduksi, dengan harapan menjaga ketercukupan suplai barang, sehingga dapat meredakan inflasi. Selain keluarnya hot money, tekanan yang dialami rupiah juga disebabkan lemahnya struktur ekspor Indonesia yang lebih banyak bertumpu pada komoditas primer. Sementara imported inflation juga menekan inflasi yang diakibatkan barang-barang impor.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top