Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Terlanjur Cinta, Penyebab Korban Kekerasan Terjebak dalam Hubungan Toksik

Foto : Unsplash/Eric Ward

Ilustrasi hubungan toksik.

A   A   A   Pengaturan Font

Hasil riset menemukan perempuan korban kekerasan justru bisa semakin terjebak dalam hubungan toksik, hingga "terlanjur cinta" untuk keluar dari hubungan itu.

Cantyo Atindriyo Dannisworo, Universitas Indonesia

Banyak pasangan merayakan Hari Valentine sebagai hari penuh cinta dan romansa. Pada kenyataannya, menjalin hubungan tak selalu tentang masa-masa indah saja. Satu dari tiga perempuan di dunia pernah mengalami kekerasan fisik dan seksual di dalam hubungan. Jumlah ini belum termasuk kekerasan emosional, verbal, dan psikologis.

Di ruang digital, misalnya, Komnas Perempuan mencatat kenaikan angka kekerasan berbasis gender online (KBGO), dari 97 kasus pada tahun 2018 menjadi 855 kasus pada 2021. KBGO melingkupi pelecehan secara digital, pemerasan dengan konten seksual (sextortion), hingga kontrol digital oleh pasangan hingga menyebabkan rasa tertekan.

Meski demikian, literatur menunjukkan bahwa banyak orang tetap mau bertahan dalam hubungan kekerasan yang jelas merugikan mereka. Mengapa?

Dalam penelitian yang saya dan beberapa kolega lakukan pada tahun 2022, kami menemukan bahwa perempuan dewasa muda yang menjadi korban KBGO justru bisa semakin berinvestasi dan berkomitmen dalam hubungan toksik, hingga "terlanjur cinta" untuk keluar dari hubungan tersebut. Hal ini bisa diprediksi lewat beberapa hal.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top