Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Terlanjur Cinta, Penyebab Korban Kekerasan Terjebak dalam Hubungan Toksik

Foto : Unsplash/Eric Ward

Ilustrasi hubungan toksik.

A   A   A   Pengaturan Font

"The Investment Model" yang diusung oleh Caryl Rusbult, profesor psikologi Vrije Universiteit di Belanda, misalnya, menjelaskan bahwa orang memiliki komitmen untuk bertahan dalam hubungan karena tiga faktor: (1) kepuasan terhadap hubungan, (2) investasi baik secara waktu, emosi, ataupun finansial, dan (3) kualitas hubungan lain di luar pasangannya - misalnya keluarga, teman, atau potensi hubungan lain di masa depan.

Ini berarti semakin puas seseorang di dalam hubungan, semakin besar investasinya, dan semakin rendah kualitas alternatif hubungannya, maka semakin tinggi komitmen seseorang untuk bertahan di dalam hubungan. Tapi bagaimana dinamika ini berlaku dalam hubungan kekerasan?

Investasi, Kepuasan, dan Komitmen dalam Hubungan Berkekerasan

Penelitian kami melibatkan 86 perempuan heteroseksual berusia 18-24 tahun di Indonesia, yang sebelumnya telah kami saring dengan skor ≥5 dalam setidaknya salah satu item instrumen Cyber Dating Abuse Questionnaire (mengalami setidaknya sepuluh insiden kekerasan dalam setahun terakhir).

Dalam riset, kami menemukan bahwa dalam hubungan berkekerasan, individu yang menjadi korban justru akan berusaha lebih keras untuk "memperbaiki" hubungannya. Karena merasa sudah terlanjur berinvestasi banyak secara emosi, waktu, dan finansial, mereka mengeluarkan tambahan energi - jauh lebih banyak ketimbang pasangan yang "sehat" - untuk memperjuangkan agar hubungan mereka dapat terus berlangsung.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top