Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tekanan Pasar untuk Melemahkan Yuan pada Bank Sentral Tiongkok Meningkat

Foto : Istimewa

Depresiasi yuan akan berdampak besar terhadap perdagangan global, dan berpotensi meningkatkan ketegangan dengan Washington.

A   A   A   Pengaturan Font

Pada tahun 2015, Tiongkok tiba-tiba mendevaluasi yuan, yang dianggap terlalu tinggi. Hal ini memicu gejolak di pasar keuangan, termasuk penjualan tajam yuan oleh para manajer global, arus keluar modal yang parah, dan penurunan cadangan devisa negara sebesar 1 triliun yuan karena regulator melakukan intervensi untuk mencoba menenangkan pasar.

PBOC saat ini enggan membiarkan perubahan nilai tukar secara cepat, dan lebih memilih stabilitas. Presiden Xi Jinping berbicara tentang "mata uang yang kuat" sebagai salah satu prioritas utamanya pada awal tahun ini, sebagai bagian dari rencana untuk memperkuat status negaranya sebagai kekuatan keuangan. Depresiasi yuan akan berdampak besar terhadap perdagangan global, berpotensi meningkatkan ketegangan dengan Washington karena meningkatkan daya saing impor Tiongkok ke AS.

Suku bunga yang tinggi di negara-negara barat, khususnya Amerika Serikat, baru-baru ini memicu penurunan yang lebih tajam pada mata uang Asia lainnya terhadap dolar.
Meskipun yuan telah melemah sekitar 2 persen terhadap dolar AS tahun ini, yen Jepang telah turun lebih dari 11 persen dan won Korea telah jatuh lebih dari 5 persen. Keduanya merupakan pesaing dagang dengan Tiongkok.

Para analis terbagi mengenai ke arah mana mata uang Tiongkok akan bergerak selanjutnya.

"Penurunan yuan masih mendominasi pasar untuk saat ini," kata ahli strategi valuta asing dan suku bunga Tiongkok di JPMorgan, Tiffany Wang, mencatat dengan banyak investor menunjuk pada kesenjangan suku bunga.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top