Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tantangan Karbon Tinggi dalam Pengolahan Nikel Indonesia untuk Kendaraan Listrik

Foto : istimewa

Indonesia ingin memanfaatkan cadangan nikelnya yang besar saat dunia beralih menuju kendaraan listrik.

A   A   A   Pengaturan Font

Tetapi upaya untuk menggantikan batu bara dengan energi terbarukan tengah meningkat, mendorong operasi pemrosesan nikel utama.

Presiden Direktur Penambang Indonesia Merdeka Copper Gold, Simon Milroy, mengatakan, perusahaannya bersama-sama mengembangkan Indonesia Konawe Industrial Park dengan Tsingshan, dengan rencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga air dan pembangkit "skala sangat besar" untuk menyalakannya. Terletak tidak jauh dari proyek Morowali di Sulawesi, kompleks industri nikel mendatang akan fokus pada pabrik HPAL.

Menurut manajer umum IWIP untuk hubungan eksternal, Wahyu Budi Santoso, Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), perusahaan patungan antara Tsingshan dan raksasa pertambangan Prancis Eramet, berencana mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya 1 gigawatt selain pembangkit listrik tenaga batu bara. Kompleks yang berada di Halmahera itu sudah memproduksi feronikel yang biasa digunakan dalam pembuatan stainless steel, dan saat ini sedang mengembangkan fasilitas HPAL dan nikel matte yang ditargetkan untuk online dalam beberapa tahun ke depan.

Mengenai rencana tersebut, Tsingshan tahun lalu mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk membangun setidaknya 2 gigawatt proyek energi surya dan angin di Morowali dan Teluk Weda dalam tiga hingga lima tahun.

"Penyelesaian proyek akan menghasilkan penggunaan energi bersih dan terbarukan yang signifikan untuk menggerakkan produksi bahan baku di kawasan industri Tsingshan, benar-benar mewujudkan tujuan mengurangi emisi karbon hingga nol," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top