Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tantangan Karbon Tinggi dalam Pengolahan Nikel Indonesia untuk Kendaraan Listrik

Foto : istimewa

Indonesia ingin memanfaatkan cadangan nikelnya yang besar saat dunia beralih menuju kendaraan listrik.

A   A   A   Pengaturan Font

Juga berasal dari laterit, NPI adalah bahan baku dalam produksi baja tahan karat dan telah menjadi fokus operasi Morowali sebelum langkah terbaru menuju baterai. Operasi pengolahan nikel utama di Sulawesi dan pulau Halmahera juga sangat bergantung pada batu bara.

Menurut data dari Badan Energi Internasional tahun lalu yang dikutip Digges, pemrosesan sumber daya sulfida menghasilkan sekitar 10 ton setara karbon dioksida per ton nikel. Emisi gas rumah kaca hampir dua kali lipat volumenya dalam pemrosesan laterit menggunakan teknologi HPAL, dan kira-kira enam kali lipat saat mengubah NPI menjadi nikel matte.

Seorang konsultan nikel independen, Steven Brown, mengatakan, jejak karbon yang terlalu besar bukan satu-satunya masalah lingkungan di industri nikel Indonesia. Dia mengutip petak besar deforestasi di sekitar tambang nikel dan sedimen yang sering beracun mengalir ke garis pantai yang membahayakan keanekaragaman hayati di hutan hujan tropis serta kehidupan laut.

"Kita dapat melihat bahwa transisi energi bergantung pada baterai, baterai bergantung pada nikel, dan pertumbuhan nikel bergantung pada Indonesia," kata Brown dalam konferensi tersebut.

"Namun, risiko LST di Indonesia dianggap lebih tinggi daripada di tempat lain di dunia," tambahnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top