Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tak Hanya Siswa, Guru pun Perlu Aktif di Media Sosial, Inilah Alasan Utamanya

Foto : ANTARA/Pexels

Ilustrasi - Seseorang sedang memegang ponsel untuk mengakses platform media sosial.

A   A   A   Pengaturan Font

Salah satu contoh dari aktivitas ini adalah akun bernama John Pare milik seorang pengajar di salah satu lembaga kursus bahasa Inggris di Jawa Timur. Secara rutin, dia membagikan pengetahuannya tentang bahasa asing yang ia ajarkan melalui akun medsosnya Mr.Johnhid.

Contoh lainnya adalah kanal The Crash Course yang dipandu kakak beradik John Green dan Hank Green. Saluran YouTube ini menyajikan berbagai bahasan pelajaran, mulai dari sejarah, biologi, kimia, dan bahkan sastra, dengan sering berkolaborasi dengan beragam guru atau pakar pada bidangnya masing-masing.

Pada kategori serupa, mungkin kamu juga mengenal Khan Academy dan Kok Bisa. Para kreator dari ketiga kanal tersebut memberikan keleluasaan bagi guru-guru untuk menggunakan konten mereka dalam kegiatan belajar-mengajar di lingkungan sekolah.

Alih-alih mengulang materi yang sama dalam beberapa sesi berbeda, guru sebetulnya dapat membagikan tautan unggahan terkait suatu bahasan kepada siswa untuk dipelajari terlebih dahulu di rumah, sebelum akhirnya didiskusikan atau dilakukan praktikum di dalam kelas. Konsep inilah yang sebenarnya menjadi gagasan dalam pembelajaran terbalik (the flipped classroom) yang tengah populer diadopsi oleh sekolah-sekolah di kawasan Eropa, Amerika Utara, Cina, dan Australia, setelah diperkenalkannya video sebagai media pembelajaran beberapa tahun silam.

Platform media sosial juga bisa digunakan sebagai alat pembelajaran-terbuka (open-learning tool), sehingga idealnya, mampu menciptakan iklim belajar interaktif. Hal tersebut dapat ditandai dengan adanya diskusi-diskusi di kalangan siswa. Aktivitas inilah yang kemudian mampu mengarahkan mereka pada kegiatan pembelajaran kolaboratif ketimbang kompetisi tidak sehat demi mencapai nilai tertentu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top