Tak Banyak Berubah, Ekonom Sebut Lima Sektor Ini Masih Jadi Tren Investasi Tahun Ini
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro mengungkapkan sektor-sektor yang menjadi fokus tren investasi pada tahun ini tak banyak berubah dari tahun lalu.
Foto: antaraJAKARTA – Indonesia dinilai masih menjadi tujuan investasi tahun ini. Terdapat lima sektor yang menjadi tren investasi di Indonesia tahun ini, yakni industri logam, transportasi, pergudangan, dan komunikasi; pertambangan; bahan kimia dan farmasi; serta kertas dan percetakan.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro mengungkapkan sektor-sektor yang menjadi fokus tren investasi pada tahun ini tak banyak berubah dari tahun lalu. Pasalnya, program pembangunan ekonomi yang dijalankan pemerintahan baru relatif masih sama dengan pemerintahan sebelumnya.
“Salah satunya, sektor industri logam dasar, komoditas logam, non-mesin, dan perlengkapannya (basic metal industry, metal goods, non-machinery, and its equipment) yang masih menjadi sektor nomor satu yang menarik bagi investor karena keberlanjutan program hilirisasi pemerintah,” ujarnya di Jakarta, Selasa (21/1).
Sementara sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi menjadi menarik bagi investor karena memiliki prospek yang menjanjikan di Indonesia. “Jadi kalau dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini, salah satu yang memang tumbuhnya cukup tinggi itu di transportasi, pergudangan, dan komunikasi,” ujar Andry.
Sedangkan sektor bahan kimia dan farmasi berpotensi menjadi tren dalam investasi karena permintaannya yang cukup tinggi, sehingga dapat menarik masuknya investasi.
Terkait proyeksi tren investasi pada penyelenggaraan Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 yang dijadwalkan berlangsung 10-14 Februari mendatang, dia mengatakan sektor energi dan perumahan berpotensi mendapatkan perhatian lebih dari investor yang hadir. “Nah energi dan housing (perumahan) ini terkait juga dengan program pemerintah ya, saat ini dengan program tiga juta rumah dan keberlanjutan transisi energi,” kata.
Lapangan Kerja
Pada kesempatan lain, Menteri Investasi dan Hilirisasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani mengatakan industri hilirisasi di Indonesia membantu pemerintah menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia, khususnya di hadapan bonus demografi.
“Tantangan terbesar kami adalah menciptakan lapangan kerja yang berkualitas. Dengan hilirisasi, nilai tambah, dan industrialisasi ini, kami ingin menciptakan lapangan kerja berkualitas untuk Indonesia,” ujar Rosan dalam sebuah sesi di paviliun Indonesia pada World Economic Forum (WEF) 2025, Davos, Swiss, Selasa (21/1).
Berdasarkan pantauan dari kanal resmi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/ BKPM, Jakarta, Rosan menyampaikan tingginya jumlah penduduk Indonesia menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja. Terdapat dua sisi bonus demografi Indonesia. Bonus demografi menandakan tingginya potensi sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang bisa berkontribusi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Akan tetapi, bila pemerintah gagal mengelola kualitas dari sumber daya manusia, maka bonus demografi tersebut tidak akan bisa menunjang perjalanan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. “Oleh karena itu, industrialisasi diperlukan oleh Indonesia untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja, terutama lapangan kerja yang berkualitas,” kata Rosan.
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
- 5 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030
Berita Terkini
- Kebijakan Penurunan Harga Tiket, Tidak Dapat Dongkrak Jumlah Wisatawan
- Sulap Lahan Tandus Jadi Tanaman Energi, PLN EPI Gandeng Kementan
- Kebakaran Hebat Hancurkan Hotel Resor Ski di Turki, 66 Tewas
- PLTS IKN 50 MW Mulai Beroperasi, PLN Nusantara Power Dukung Swasembada Energi
- Keluarnya AS dari WHO dan Paris Agreement, Ganggu Penanganan Kesehatan Global dan Upaya Atasi Perubahan Iklim