Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Studi Ungkap Banyak Orang Ditolak Kerja karena Diskriminasi

Foto : ANTARA FOTO/Aji Setyawan

Pelamar kerja menghadiri suatu pameran bursa kerja di Semarang, Jawa Tengah.

A   A   A   Pengaturan Font

Narasi skills mismatch, atau beberapa orang memakai istilah "employability" (potensi pelamar untuk direkrut), kini makin gencar digunakan di negara berkembang maupun negara maju untuk menjelaskan isu pengangguran. Lembaga internasional seperti Bank Dunia atau Organisasi Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) bahkan rajin menggaungkan konsep ini.

Meski mengasah keahlian adalah hal yang bermanfaat, dan meski skills mismatch terdengar masuk akal - bahwa banyaknya pekerja yang belum memiliki keahlian yang tepat membuat angka rekrutmen menjadi rendah - konsep tersebut tidak sepenuhnya dapat menjelaskan isu pengangguran.

Pada Agustus 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengangguran di Indonesia mencapai 8,42 juta orang. Angka ini bertambah sekitar 200 ribu orang dari enam bulan sebelumnya.

Tapi menariknya, angka tersebut didominasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) - yang harusnya telah dibekali keahlian vokasi khusus untuk dunia kerja.

Alih-alih menjelaskan, narasi tunggal skills mismatch ini berpotensi menempatkan pelamar kerja, khususnya mereka dari kelompok miskin dan marginal, dalam posisi yang semakin rentan dan terus menuai stigma. Di sisi lain, praktik-praktik buruk perusahaan justru terus dinormalisasi.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top