Strategi BI Mencetak Uang Bisa Memperburuk Kondisi Perekonomian
Bank Indonesia (BI)
Namun, kebijakan yang seharusnya hanya berlaku saat pandemi Covid-19, kini kembali diterapkan untuk menstabilkan imbal hasil obligasi guna mencegah arus keluar selama volatilitas pasar, seperti pada periode bulan lalu ketika mata uang Asia terguncang oleh spekulasi bahwa Federal Reserve akan menunda penurunan suku bunga.
Independensi BI Dipertanyakan
Menanggapi agresifnya BI itu, Direktur Celios, Bhima Yudisthira, mengatakan ada beberapa kekhawatiran jika porsi kepemilikan BI di obligasi pemerintah semakin dominan. Pertama, independensi BI dipertanyakan karena seolah jadi kasir dari pemerintah.
"Besarnya belanja negara ke depan membuat pemerintah bergantung pada BI untuk menyerap utang baru," tegas Bhima.
Kedua, defisit neraca BI semakin membengkak sehingga menurunkan efektivitas BI dalam operasi moneter jangka panjang. Ketiga, aksi BI itu akan meningkatkan uang beredar karena upaya pembelian surat utang berlebih dan menimbulkan risiko inflasi.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya