Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Minggu, 09 Feb 2025, 17:36 WIB

Stok Bakal Melimpah, Produksi Beras Triwulan I-2024 Tumbuh di Atas 50 Persen

Ilustrasi - Petani memanen padi di Desa Tambak Baya, Lebak, Banten, Kamis (21/3/2024).

Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

JAKARTA - Produksi beras pada triwulan pertama tahun ini diperkirakan meningkat signifikan dan diharapkan tetap konsisten. Dengan hasil tersebut, target swasembada pangan pada 2027 bukanlah menjadi hal yang mustahil. 

Namun, jika produksi meningkat tetapi tidak diimbangi dengan penyerapan pasar yang baik, bisa terjadi overproduksi yang berujung pada penurunan harga secara drastis, yang dapat merugikan petani. Karena itu, kebijakan distribusi dan tata niaga yang baik tetap diperlukan.

Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras secara nasional pada periode Januari-Maret 2025 diperkirakan mengalami peningkatan yang signifikan hingga mencapai 52,32 persen.

"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), potensi produksi beras Januari-Maret 2025 diperkirakan mencapai 8,67 juta ton, meningkat tajam sebesar 52,32 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024 yang tercatat sebesar 5,69 juta ton," kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam keterangan di Jakarta, Jumat (7/2).

Peningkatan itu sejalan dengan meluasnya potensi luas panen padi yang diperkirakan mencapai 2,83 juta hektare. Angka ini menunjukkan kenaikan sekitar 970.330 hektare atau 52,08 persen dibandingkan dengan luas panen pada Januari-Maret 2024 yang hanya sebesar 1,86 juta hektare.

Amalia juga menyampaikan rata-rata harga beras di tingkat petani, penggilingan, grosir, dan eceran. Rata-rata harga beras di penggilingan pada bulan Januari 2025 turun sebesar 4,30 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Harga beras ini turun 4,30 persen secara tahunan alias year on year (yoy),” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa capaian itu merupakan hasil dari upaya sinergis berbagai pihak dalam meningkatkan produktivitas pertanian nasional.

"Peningkatan produksi ini tidak terlepas dari perbaikan infrastruktur irigasi termasuk pompanisasi, ketersediaan pupuk bersubsidi yang memadai, serta implementasi teknologi pertanian modern yang lebih efisien," kata Mentan.

Mentan juga mengapresiasi pencapaian itu sebagai bukti nyata efektivitas berbagai program strategis yang dijalankan untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Menurutnya, peningkatan produksi beras itu menunjukkan keberhasilan langkah-langkah strategis Kementerian Pertanian dalam mendorong produktivitas. Pihaknya akan terus bekerja keras memastikan ketersediaan pangan nasional terjaga dengan baik.

Lebih lanjut, Mentan menegaskan bahwa keberhasilan itu juga dicapai melalui implementasi berbagai program unggulan, seperti optimasi lahan rawa, pompanisasi, perluasan areal tanam, serta mekanisasi pertanian.

"Program-program ini terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas lahan dan efisiensi usaha tani, sehingga berdampak langsung pada peningkatan hasil panen dan ketersediaan beras nasional," ujarnya pula.

Ia juga mengatakan, pompanisasi merupakan salah satu program andalan yang berperan penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Melalui program itu, Kementerian Pertanian memfasilitasi penggunaan pompa air untuk mengatasi keterbatasan irigasi, khususnya di lahan-lahan tadah hujan dan daerah yang mengalami kekeringan.

Dengan sistem pompanisasi, petani dapat mengairi lahan mereka secara lebih efektif, meningkatkan indeks pertanaman, dan memperluas masa tanam sepanjang tahun.

"Kami optimis, dengan dukungan penuh Bapak Presiden Prabowo, berbagai pihak terkait dan kebijakan yang tepat, Indonesia mampu mencapai swasembada pangan secepatnya dan menghentikan impor beras selamanya di masa mendatang," katanya lagi.

Mentan melanjutkan bahwa peningkatan signifikan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional, khususnya dalam menjaga stabilitas harga beras di pasar domestik serta meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.

Pada kesempatan ini, kata Mentan, BPS juga mencatat nilai tukar petani (NTP) mencapai 123,68 pada Januari 2025. NTP ini meningkat 0,73 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 122,78.

“Komoditas yang mempengaruhi harga yang diterima petani nasional adalah cabai rawit, cabai merah, kakao atau coklat biji, dan gabah,” kata Mentan.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.